Belakangan ini, pekerjaan social media specialist , semakin meningkat peminatnya. Tak dapat dipungkiri, karena sosial media saat ini sudah menjadi pusat utama industri untuk meningkatkan penjualan, tak heran lowongan terkait social media specialist juga meningkat drastis.
Penulis mencoba mencari jumlah lowongan tersedia yang ada di Linkedin, dan menemukan 542 hasil lowongan yang tersedia. Hasil ini menunjukan tinggi nya minat dan ketersediaan lowongan untuk posisi ini.
Namun sebagai social media specialist, kamu perlu mampu menguasai banyak skillset yang mumpuni. Bukan hanya sekedar lihai membuka dan mengetahui fitur sosial media, kamu juga diharapkan mampu membaca data dan matriks yang ada di sosial media.
Mungkin saat ini kamu bertanya-tanya, “apa itu matriks dalam sosial media? apakah semacam rumus seperti matematika?”
Niat hati mungkin mengambil posisi social media specialist untuk menghindari matematika, malah bertemu dengan matriks yang banyak jumlah dan rumus-rumusnya.
Menurut rockcontent, Matriks sosial media adalah data yang kamu gunakan untuk menentukan seberapa efektif strategi media sosial yang telah kamu lakukan.
Secara umum, matriks media sosial adalah alat untuk mengukur keberhasilan aktivitas di media sosial dengan mengidentifikasi indikator-indikator penting seperti engagement, reach, conversion, dan brand awareness. Matriks ini sangat penting untuk mengoptimalkan strategi sosial media dan berinteraksi dengan audiens secara lebih efektif.
Namun, banyak sekali social media specialist pemula yang masih belum mengetahui apa saja jenis-jenis matriks?
Setidaknya terdapat 11 Matriks utama sosial media yang perlu kamu ketahui, antara lain:
- Brand Mentions
- Impressi
- Reach
- Sentiment Analysis
- Conversion Rate
- Audience growth rate
- Engagement Rate
- Average Watch Time
- Click-Through Rate
- Cost Per Click
- Return On Ad Spend
1. Brand Mentions
Brand mention merujuk pada sebutan atau penyebutan nama brand atau akun media sosial kamu oleh pengguna di platform media sosial, baik itu dalam bentuk postingan, komentar, atau tag. Matriks ini memberi kamu gambaran seberapa sering orang berbicara tentang merek/ sosial media kamu, baik secara langsung maupun tidak, dan apa yang mereka katakan mengenai bisnis kamu.
Penyebutan positif sering kali menandakan adanya pelanggan yang puas atau pendukung merek, sementara penyebutan negatif dapat mengindikasikan area yang perlu diperbaiki atau masalah yang perlu segera ditangani. Dengan memantau penyebutan merek, kamu bisa lebih responsif terhadap audiens, memberikan tanggapan terhadap umpan balik, serta mengatasi keluhan untuk menjaga citra merek yang positif.
Selain itu, melacak brand mention juga membuka peluang untuk konten yang dihasilkan oleh pengguna (user-generated content) dan membantu mengukur efektivitas strategi konten yang telah kamu buat.
Tapi bagaimana cara menghitung atau mengetahui Brand mention ini? Kamu bisa gunakan brand-monitoring by Semrush sebagai tools yang dapat mempermudah kamu melakukan monitoring.
Sebagai contoh, kita dapat melihat bagaimana OpenAI, terutama chat gpt yang banyak di sebut di forum Quora,
Disini kamu bisa melihat bagaimana audiens merespon brand kamu, bagaimana mereka mengomentari fitur produk kamu, dan dari sini sebagai social media specialist, kamu bisa melihat bagaimana mereka mempertanyakan atau keluh-kesah audiens terhadap brand, dan kamu bisa jadikan keluhan atau pertenyaan tersebut menjadi sebuah konten.
2. Impression
Impression atau Impresi dalam konteks matriks media sosial adalah jumlah total tampilan atau kesan yang diperoleh oleh konten atau postingan kamu. Ini mengukur seberapa sering konten kamu muncul di layar audiens, baik mereka mengkliknya atau tidak. Impresi tidak selalu berarti bahwa orang benar-benar berinteraksi dengan konten tersebut, tetapi lebih pada seberapa banyak orang yang terpapar dengan postingan kamu.
Sebagai bagian dari matriks media sosial, impresi digunakan untuk mengukur jangkauan dan paparan konten, serta untuk mengetahui apakah audiens memiliki peluang untuk melihat konten kamu, meskipun mereka mungkin tidak selalu berinteraksi dengannya.
Kenapa Impresi Itu Penting dalam Matriks Media Sosial?
- Mengukur Efektivitas: Impresi dalam matriks media sosial membantu kamu memahami seberapa luas jangkauan konten kamu, meskipun belum tentu ada interaksi. Ini penting untuk melihat apakah audiens terpapar dengan pesan atau iklan kamu.
- Brand Awareness: Impresi yang tinggi dalam matriks ini bisa menunjukkan bahwa merek kamu dikenal lebih luas, bahkan jika audiens belum terlibat langsung.
- Perbandingan Kampanye: Dengan melacak impresi dari berbagai kampanye atau postingan dalam matriks media sosial, kamu bisa mengetahui konten mana yang lebih sering dilihat oleh audiens.
Rumus Impresi:
Impresi = Jumlah Total Tampilan Konten
(Tampilan ini dihitung setiap kali konten kamu muncul di layar audiens, tanpa memperhitungkan apakah mereka mengklik atau berinteraksi).
Contoh Perhitungan Impresi dalam Matriks:
Misalkan, kamu memposting konten di Instagram yang memiliki 3.000 tampilan di halaman beranda (feed), 1.000 tampilan di Stories, dan 500 tampilan melalui repost di akun orang lain.
Maka, total impresi yang dihitung adalah: Impresi = 3.000 + 1.000 + 500 = 4.500 impresi
Artinya, konten kamu telah muncul di layar audiens sebanyak 4.500 kali, meskipun ini tidak berarti bahwa setiap orang berinteraksi dengan konten tersebut.
3. Reach
Reach dalam konteks matriks media sosial adalah jumlah total orang yang melihat konten atau postingan kamu. Berbeda dengan impression, yang mengukur berapa kali konten kamu muncul di layar (termasuk tampilan yang sama berulang kali), reach mengukur jumlah orang unik yang terpapar konten kamu. Dengan kata lain, reach memberi tahu kamu berapa banyak orang yang melihat postingan kamu, bukan hanya seberapa sering postingan tersebut dilihat.
Kenapa Reach Itu Penting dalam Matriks Media Sosial?
- Mengukur Jangkauan Audiens: Reach memberikan gambaran tentang seberapa luas audiens yang dapat dijangkau oleh konten kamu. Ini penting untuk mengevaluasi efektivitas kampanye atau postingan dalam memperkenalkan merek kepada audiens baru.
- Identifikasi Audiens Baru: Dengan mengukur reach, kamu bisa mengetahui apakah konten kamu berhasil menarik orang-orang di luar audiens yang sudah ada.
- Perbandingan Kampanye: Mengukur reach untuk setiap kampanye memungkinkan kamu untuk mengetahui konten mana yang lebih efektif dalam memperluas jangkauan merek kamu.
Rumus Reach:
Reach = Jumlah Orang Unik yang Melihat Konten
Contoh Perhitungan Reach dalam Matriks:
Misalkan, kamu membuat sebuah postingan di Instagram yang dilihat oleh 3.000 orang di halaman beranda, 2.000 orang di Stories, dan 1.000 orang yang melihat repost dari akun orang lain.
Jika ada 2.000 orang yang melihat lebih dari satu tampilan dari konten yang sama, maka reach akan dihitung berdasarkan jumlah orang unik yang terpapar, yaitu 5.000 orang.
Reach = 5.000 orang unik yang melihat konten kamu
4. Sentiment Analysis
Sentiment Analysis dalam matriks media sosial adalah proses mengukur dan menganalisis sentimen atau perasaan yang terkandung dalam komentar, sebutan merek, atau interaksi lainnya terkait konten atau merek kamu. Sentimen ini bisa berupa positif, negatif, atau netral, dan memberikan wawasan tentang bagaimana audiens merespons kampanye, produk, atau merek kamu di platform media sosial.
Kenapa Sentiment Analysis Itu Penting dalam Matriks Media Sosial?
- Memahami Persepsi Audiens: Dengan menganalisis sentimen, kamu bisa mengetahui apakah audiens memiliki pandangan positif atau negatif terhadap merek kamu, yang sangat penting untuk menjaga citra merek.
- Menanggapi Masalah Secara Proaktif: Jika ada sentimen negatif yang muncul, kamu dapat segera merespons dan menyelesaikan masalah untuk menghindari dampak buruk terhadap reputasi merek.
- Mengukur Keberhasilan Kampanye: Sentiment analysis membantu kamu mengetahui apakah kampanye atau pesan yang kamu sebarkan berhasil dalam membangun hubungan positif dengan audiens atau tidak.
- Mengidentifikasi Brand Advocates dan Critics: Sentimen positif menunjukkan adanya pelanggan yang puas dan mungkin menjadi pendukung merek, sementara sentimen negatif bisa menunjukkan adanya kritik atau masalah yang perlu ditangani.
Cara Mengukur Sentiment Analysis
Sentiment analysis umumnya dilakukan menggunakan tools atau platform analitik media sosial yang dapat secara otomatis menilai apakah komentar atau sebutan merek bersifat positif, negatif, atau netral. Beberapa tools populer yang digunakan untuk ini antara lain:
5. Conversion Rate
Conversion Rate dalam matriks media sosial adalah metrik yang mengukur seberapa banyak audiens yang melakukan tindakan yang diinginkan setelah berinteraksi dengan konten atau iklan kamu di media sosial. Tindakan ini bisa berupa pembelian produk, pendaftaran newsletter, pengunduhan aplikasi, atau tindakan lain yang dianggap sebagai konversi dalam konteks tujuan bisnis kamu.
Kenapa Conversion Rate Itu Penting dalam Matriks Media Sosial?
- Mengukur Efektivitas Kampanye: Conversion rate memberi tahu kamu seberapa efektif kampanye atau konten kamu dalam mendorong audiens untuk mengambil tindakan yang diinginkan, seperti membeli produk atau mengisi formulir.
- Menghubungkan Media Sosial dengan Tujuan Bisnis: Metrik ini menghubungkan upaya pemasaran media sosial langsung dengan tujuan bisnis kamu, seperti peningkatan penjualan atau pengumpulan prospek (leads).
- Optimasi Pengeluaran Iklan: Dengan mengetahui conversion rate, kamu dapat menilai apakah iklan atau kampanye media sosial yang dibayar memberikan ROI (Return on Investment) yang baik atau perlu disesuaikan.
Cara Mengukur Conversion Rate
Rumus Conversion Rate:
Conversion Rate = (Jumlah Konversi / Jumlah Pengunjung atau Klik) × 100
Contoh Perhitungan Conversion Rate:
Misalkan, kamu menjalankan kampanye iklan di Facebook untuk mempromosikan produk baru. Kampanye tersebut menghasilkan 500 klik ke halaman produk, dan dari jumlah tersebut, 50 orang akhirnya melakukan pembelian.
Maka, untuk menghitung Conversion Rate: Conversion Rate = (50 / 500) × 100 = 10%
Ini berarti bahwa 10% orang yang mengklik iklan kamu akhirnya melakukan konversi (pembelian produk).
6.Audience growth rate
Audience Growth Rate dalam matriks media sosial adalah metrik yang mengukur seberapa cepat jumlah audiens atau pengikut kamu bertambah di media sosial selama periode waktu tertentu. Ini adalah indikator penting dari daya tarik dan keberhasilan strategi media sosial kamu dalam menjangkau audiens baru.
Kenapa Audience Growth Rate Itu Penting dalam Matriks Media Sosial?
- Mengukur Ekspansi Audiens: Audience growth rate memberi tahu kamu seberapa cepat akun media sosial kamu menarik pengikut atau audiens baru. Ini membantu kamu melihat apakah strategi yang kamu gunakan efektif dalam memperluas jangkauan.
- Indikator Daya Tarik Merek: Jika angka pertumbuhannya tinggi, itu menunjukkan bahwa merek atau konten kamu semakin menarik bagi orang-orang baru dan semakin banyak yang ingin terhubung.
- Strategi Pemasaran yang Sukses: Dengan mengetahui tingkat pertumbuhan audiens, kamu bisa menilai apakah konten, kampanye, atau iklan kamu berhasil menarik perhatian audiens yang relevan.
Cara Mengukur Audience Growth Rate
Audience growth rate dihitung dengan membandingkan jumlah pengikut atau audiens di awal periode dengan jumlah audiens di akhir periode.
Rumus Audience Growth Rate:
Audience Growth Rate = (Jumlah Pengikut Baru – Jumlah Pengikut Lama) / Jumlah Pengikut Lama × 100
Contoh Perhitungan Audience Growth Rate:
Misalkan kamu memiliki 5.000 pengikut pada awal bulan, dan pada akhir bulan jumlah pengikut kamu meningkat menjadi 6.500 pengikut. Maka:
Audience Growth Rate = (6.500 – 5.000) / 5.000 × 100 = 30%
Ini berarti bahwa jumlah audiens kamu meningkat 30% selama satu bulan.
7. Engagement Rate
Engagement Rate dalam matriks media sosial adalah metrik yang mengukur seberapa banyak audiens berinteraksi dengan konten yang kamu bagikan di platform media sosial. Interaksi ini mencakup berbagai tindakan seperti like, komentar, bagikan, klik, dan lainnya yang menunjukkan seberapa tertarik audiens dengan konten yang kamu buat.
Kenapa Engagement Rate Itu Penting dalam Matriks Media Sosial?
- Mengukur Keterlibatan Audiens: Engagement rate membantu kamu memahami sejauh mana audiens terlibat dengan konten kamu, yang merupakan indikator penting dari keberhasilan konten dalam menarik perhatian dan menciptakan interaksi.
- Indikator Kualitas Konten: Konten yang memiliki engagement rate tinggi menunjukkan bahwa audiens merasa konten tersebut bernilai dan relevan. Sebaliknya, engagement yang rendah bisa menandakan bahwa konten perlu diperbaiki.
- Optimasi Strategi Pemasaran: Metrik ini memungkinkan kamu untuk mengevaluasi jenis konten mana yang menghasilkan interaksi paling banyak, sehingga kamu bisa menyesuaikan dan mengoptimalkan strategi pemasaran dan konten untuk audiens kamu.
Cara Mengukur Engagement Rate
Engagement rate dihitung dengan membandingkan total interaksi (like, komentar, share, dll.) dengan jumlah pengikut atau tampilan yang diterima oleh konten tersebut.
Rumus Engagement Rate:
Engagement Rate = (Total Interaksi / Jumlah Pengikut atau Tampilan) × 100
Contoh Perhitungan Engagement Rate:
Misalkan, kamu memposting konten di Instagram yang mendapatkan:
- 200 like
- 50 komentar
- 20 share
Total interaksi = 200 + 50 + 20 = 270 interaksi
Jika akun kamu memiliki 5.000 pengikut, maka:
Engagement Rate = (270 / 5.000) × 100 = 5.4%
Ini berarti konten kamu memiliki Engagement Rate 5.4%, yang menunjukkan bahwa sekitar 5.4% dari pengikut kamu berinteraksi dengan postingan tersebut.
8. Average Watch Time
Average Watch Time/ Waktu Menonton Rata-rata dalam matriks media sosial adalah metrik yang mengukur rata-rata durasi waktu yang dihabiskan audiens untuk menonton video atau konten visual di platform media sosial. Metrik ini memberikan wawasan tentang seberapa menarik dan relevan video kamu bagi audiens, serta sejauh mana mereka bertahan untuk menonton hingga selesai.
Kenapa Average Watch Time Itu Penting dalam Matriks Media Sosial?
- Menilai Kualitas Konten Video: Average watch time adalah indikator yang kuat untuk mengetahui apakah audiens benar-benar tertarik dengan video kamu atau hanya menontonnya sejenak. Semakin lama audiens menonton, semakin besar kemungkinan bahwa konten kamu relevan dan menarik.
- Mengoptimalkan Video untuk Audiens: Dengan memantau average watch time, kamu bisa mengetahui bagian mana dari video yang membuat audiens tertarik atau yang menyebabkan mereka berhenti menonton. Ini memungkinkan kamu untuk memperbaiki dan menyesuaikan konten video kamu agar lebih menarik di masa depan.
- Mengukur Daya Tarik Konten: Metrik ini sangat berguna untuk menilai apakah video kamu cukup menarik untuk membuat audiens bertahan lama, yang penting untuk strategi pemasaran berbasis video atau iklan video.
Cara Mengukur Average Watch Time
Average watch time dihitung dengan membagi total durasi waktu tonton dari seluruh audiens dengan jumlah tampilan atau video yang diakses.
Rumus Average Watch Time:
Average Watch Time = Total Durasi Waktu Tonton / Jumlah Tampilan Video
Contoh Perhitungan Average Watch Time:
Misalkan, kamu memposting video berdurasi 10 menit di YouTube. Setelah video ditonton oleh 1.000 orang, total durasi waktu yang dihabiskan audiens untuk menonton video tersebut adalah 8.000 menit.
Maka, untuk menghitung Average Watch Time: Average Watch Time = 8.000 menit / 1.000 tampilan = 8 menit
Ini berarti bahwa rata-rata, setiap orang menonton video kamu selama 8 menit dari total durasi 10 menit.
Namun, kabar baiknya adalah masing-masing sosial media biasanya sudah menyediakan hitungan matriks ini yang bisa kamu lihat secara percuma tanpa perlu menghitung.
Misalnya, jika kamu memposting video di Instagram, sistem Instagram akan secara otomatis memberi tahu kamu Average Watch Time pada video tersebut di dashboard analitik. Kamu cukup melihat statistik tersebut tanpa harus menghitungnya secara manual.
Contoh:
9. Click-Through Rate
Click-Through Rate (CTR) dalam matriks media sosial adalah metrik yang mengukur persentase orang yang mengklik tautan atau iklan yang kamu bagikan, dibandingkan dengan jumlah total orang yang melihat konten tersebut. Metrik ini memberi tahu kamu seberapa efektif konten atau iklan dalam mendorong audiens untuk mengambil tindakan lebih lanjut.
Kenapa Click-Through Rate Itu Penting dalam Matriks Media Sosial?
- Mengukur Efektivitas Call-to-Action (CTA): CTR memberikan wawasan tentang seberapa efektif ajakan untuk bertindak (CTA) dalam konten kamu. Jika banyak orang mengklik tautan atau iklan setelah melihatnya, berarti pesan atau CTA yang kamu sampaikan menarik dan relevan.
- Indikator Kualitas Iklan atau Konten: CTR yang tinggi menunjukkan bahwa audiens tertarik dan merasa konten kamu cukup menarik untuk mengarahkannya ke langkah selanjutnya (seperti mengunjungi situs web atau membeli produk).
- Mengoptimalkan Strategi Pemasaran: Dengan mengukur CTR, kamu dapat mengetahui elemen mana yang mempengaruhi audiens untuk berinteraksi lebih jauh dengan merek kamu, sehingga kamu bisa menyesuaikan strategi pemasaran atau iklan kamu agar lebih efektif.
Cara Mengukur Click-Through Rate
CTR dihitung dengan membandingkan jumlah klik pada tautan atau iklan dengan jumlah tampilan atau impresi dari konten atau iklan tersebut.
Rumus Click-Through Rate:
Click-Through Rate = (Jumlah Klik / Jumlah Tampilan atau Impresi) × 100
Contoh Perhitungan Click-Through Rate:
Misalkan, kamu menjalankan iklan di Instagram dan mendapatkan:
- 300 klik pada iklan
- 10.000 tampilan
Maka, untuk menghitung Click-Through Rate: CTR = (300 / 10.000) × 100 = 3%
Ini berarti iklan kamu memiliki Click-Through Rate 3%, yang menunjukkan bahwa 3% dari orang yang melihat iklan tersebut mengkliknya untuk melihat lebih lanjut.
10. Cost Per Click
Cost Per Click (CPC) dalam matriks media sosial adalah metrik yang digunakan untuk mengukur biaya yang kamu bayar setiap kali seseorang mengklik iklan atau tautan yang kamu promosikan. CPC adalah salah satu indikator penting dalam mengelola kampanye iklan berbayar, khususnya dalam platform seperti Facebook, Instagram, dan Google Ads.
Kenapa Cost Per Click Itu Penting dalam Matriks Media Sosial?
- Mengukur Efisiensi Pengeluaran Iklan: CPC membantu kamu memahami seberapa efisien anggaran iklan kamu. Semakin rendah CPC, semakin murah biaya yang kamu keluarkan untuk setiap klik yang kamu terima. Ini berarti kamu bisa mendapatkan lebih banyak klik dengan anggaran yang sama.
- Menilai Kinerja Kampanye Iklan: Jika CPC kamu terlalu tinggi, itu bisa menunjukkan bahwa iklan kamu tidak cukup efektif dalam menarik audiens yang relevan. Sebaliknya, CPC yang rendah menunjukkan bahwa iklan kamu berhasil menarik audiens dengan biaya yang lebih hemat.
- Mengoptimalkan Anggaran Iklan: Dengan memantau CPC, kamu bisa mengevaluasi apakah kampanye iklan kamu berjalan dengan baik sesuai anggaran atau apakah perlu penyesuaian untuk memaksimalkan ROI (Return on Investment).
Cara Mengukur Cost Per Click
CPC dihitung dengan membagi total biaya kampanye iklan dengan jumlah klik yang diterima.
Rumus Cost Per Click:
Cost Per Click (CPC) = Total Biaya Kampanye / Jumlah Klik
Contoh Perhitungan Cost Per Click:
Misalkan kamu menjalankan iklan di Facebook dan mengeluarkan biaya sebesar Rp 1.000.000 untuk kampanye selama satu minggu, dan iklan tersebut menghasilkan 500 klik.
Untuk menghitung Cost Per Click: CPC = Rp 1.000.000 / 500 klik = Rp 2.000 per klik
Ini berarti bahwa Cost Per Click (CPC) kamu adalah Rp 2.000, artinya kamu membayar Rp 2.000 untuk setiap klik yang diterima pada iklan kamu.
11.Return On Ad Spend (RoAS)
Return On Ad Spend (ROAS) dalam matriks media sosial adalah metrik yang digunakan untuk mengukur efektivitas kampanye iklan dengan membandingkan pendapatan yang dihasilkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk kampanye iklan tersebut. ROAS menunjukkan seberapa banyak uang yang kamu hasilkan untuk setiap unit mata uang yang kamu investasikan dalam iklan.
Kenapa Return On Ad Spend Itu Penting dalam Matriks Media Sosial?
- Menilai Profitabilitas Kampanye Iklan: ROAS memberi gambaran langsung tentang apakah kampanye iklan kamu menguntungkan atau tidak. Jika ROAS tinggi, itu berarti kampanye iklan berhasil menghasilkan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
- Optimasi Anggaran Iklan: Metrik ini membantu kamu menentukan apakah anggaran iklan yang kamu alokasikan efisien. Jika ROAS rendah, kamu mungkin perlu menyesuaikan strategi kampanye untuk meningkatkan pendapatan tanpa meningkatkan biaya.
- Membantu Pengambilan Keputusan Pemasaran: Dengan ROAS, kamu bisa lebih mudah memutuskan apakah suatu iklan atau kampanye perlu diperpanjang, dihentikan, atau disesuaikan. Ini memberi wawasan yang jelas tentang kinerja iklan dalam menghasilkan keuntungan.
Cara Mengukur Return On Ad Spend
ROAS dihitung dengan membagi total pendapatan yang dihasilkan oleh kampanye iklan dengan total biaya yang dikeluarkan untuk kampanye tersebut.
Rumus Return On Ad Spend:
ROAS = Pendapatan yang Dihasilkan dari Iklan / Biaya Kampanye Iklan
Contoh Perhitungan Return On Ad Spend:
Misalkan kamu menjalankan kampanye iklan di Facebook dan mengeluarkan biaya iklan sebesar Rp 5.000.000. Dari kampanye tersebut, kamu menghasilkan Rp 20.000.000 dalam pendapatan penjualan.
Untuk menghitung Return On Ad Spend: ROAS = Rp 20.000.000 / Rp 5.000.000 = 4
Ini berarti untuk setiap Rp 1 yang kamu keluarkan untuk iklan, kamu menghasilkan Rp 4 dalam pendapatan.
Apakah Social Media Specialist Wajib Menguasai Semua Matriks ini?
Sebagai seorang Social media specialist, penting untuk memahami semua matriks sosial media. Matriks sosial media memberikan pemahaman yang mendalam tentang performa konten dan memberikan indikasi tentang efektivitasnya.
Alih-alih mencari validasi tentang penting tidaknya mempelajari ini, lebih baik untuk bisa menguasai bagaimana penggunaan dan melakukan reporting sosial media yang baik dan benar.
Untuk mempermudah teman-teman belajar, kamu bisa terus berlangganan dengan belajarsosmed.com, atau kamu dapat menghubungi Linkedin penulis, untuk berdiskusi secara langsung tanpa dipungut biaya.