Content pillar Sudah Tidak Berguna? Yuk Kenali Bagaimana Menyusun  Pillar Content dengan Mudah.

Content pillar Sudah Tidak Berguna? Yuk Kenali Bagaimana Menyusun Pillar Content dengan Mudah.

Content Pillar bisa bantu konten kamu makin berkembang dan mudah FYP”

Bahkan saya sendiri merasa malu mendengar saran ini.

Di dunia social media marketing yang makin ramai, bikin konten tanpa arah ibarat jalan tanpa peta.
Audiens jadi bingung, brand kamu pun sulit dikenal.

Sebenarnya, disinilah content pillar berperan. Tapi bagaimana menentukan content pillar yang tepat?

Apakah sebuah brand diwajibkan memiliki content pillar nya sendiri? berapakah angka ideal jumlah content pillar yang harus dimiliki?

Pada artikel ini, kita akan kupas tuntas bagaimana content pillar bekerja

Apa itu Content Pillar?

Content pillar adalah tema besar (topik utama) yang menjadi fondasi strategi konten. Dari satu pilar ini, kamu bisa menurunkan banyak konten turunan yang lebih spesifik, tapi tetap saling terhubung.

Bayangin gini:

  • Kalau brand itu rumah,
  • Maka content pillar itu pondasi utamanya,
  • Dan konten turunan adalah ruangan-ruangan di dalam rumah yang saling terhubung lewat koridor (link/relasi antar konten).

Jadi, kontenmu nggak asal buat karena trend dan tanpa tujuan, tapi kamu udah punya subtopik kamu sendiri.

Contoh Konkret

Misalnya kamu punya brand fitness online coaching.

  • Pilar Utama (Content Pillar): Kesehatan & Kebugaran
  • Sub-Pilar (Kategori Turunan):
    1. Pola makan sehat
    2. Latihan fisik & workout
    3. Mindset & motivasi olahraga
  • Konten Turunan:
    • Artikel blog: “7 Menu Sarapan Tinggi Protein untuk Pemula”
    • Video TikTok: “Workout 10 Menit Tanpa Alat”
    • Postingan IG carousel: “5 Tips Jaga Konsistensi Olahraga”

Semua konten turunan ini balik lagi menguatkan pilar utama: Kesehatan & Kebugaran.

Dalam pembuatan content pillar, tetap harus memperhatikan audiens nya itu sendiri. Dimana Content pillar dibuat sejatinya untuk memudahkan audiens, jadi jika content pillar tidak merepresentasikan audiens need, maka percuma saja

Baca juga: Target Audience dan Buyer Persona? Ini 3 Cara Membedakan dan Rahasia Konten Tepat Sasaran – Insight The Expert #16

Mengapa Content Pillar Penting?

Di era digital sekarang, hampir semua brand berlomba bikin konten. Tapi masalahnya, banyak konten yang sifatnya random, misalnya hari ini bahas A, besok bahas B, lusa bahas C, tanpa ada benang merah yang jelas. Akibatnya, audiens jadi bingung: “Sebenernya brand ini fokusnya apa sih?”

Nah, content pillar hadir sebagai solusi. Konsep ini membuat kontenmu lebih terarah, konsisten, dan relevan dengan identitas brand maupun kebutuhan audiens. Ada beberapa alasan kenapa content pillar penting banget:

1. Menjaga Konsistensi dan Relevansi

Konsistensi adalah kunci dalam membangun kepercayaan audiens. Kalau setiap hari kontenmu bahas hal yang berbeda-beda, audiens bakal susah mengingat brand-mu.
Dengan content pillar, semua kontenmu punya “jalur” yang jelas. Audiens jadi tahu:

  • “Kalau aku follow brand ini, aku bakal dapat insight tentang X.”
  • “Kalau aku baca blog ini, aku bakal belajar banyak soal Y.”

Kontenmu jadi relevan, tidak asal viral, tapi tetap kuat mendukung identitas brand.

2. Membuat Perencanaan Konten Lebih Terstruktur

Tanpa content pillar, ide konten bisa datang acak dan sering bikin pusing saat nyusun kalender konten.
Tapi kalau kamu sudah punya pilar utama, ide konten jadi lebih gampang dicari. Contoh:

  • Pilar: Digital Marketing
  • Sub-Pilar: SEO, Social Media, Paid Ads
  • Dari sini, kamu bisa turunkan puluhan ide konten untuk setiap kategori tanpa takut kehabisan bahan.

Hasilnya, tim kamu bisa bekerja lebih efisien, karena semua orang punya panduan yang sama soal arah konten.

3. Meningkatkan SEO dan Struktur Website

Content pillar bukan cuma penting di media sosial, tapi juga krusial buat website. Google suka struktur konten yang rapi dan hierarkis.
Ketika kamu bikin artikel pilar (pillar page) yang membahas topik besar, lalu menghubungkannya dengan artikel-artikel turunan (cluster content), ini akan:

  • Membantu Google memahami topik utamamu
  • Memperbesar peluang artikelmu ranking di mesin pencari
  • Memudahkan pengunjung navigasi, karena mereka bisa baca topik lengkap mulai dari umum sampai detail

Artinya, content pillar bisa jadi senjata buat mendongkrak performa SEO.

Baca juga: 6 Rahasia Penting tentang SEO Off Page: Apa Itu, Kenapa Penting, dan Bagaimana Cara Optimalkannya?

4. Memperkuat Identitas Brand

Konten yang konsisten akan membentuk persepsi audiens tentang siapa kamu dan apa yang kamu tawarkan.
Misalnya, brand skincare yang rutin bahas perawatan kulit, kebiasaan sehat, dan tips kecantikan akan lebih cepat dikenali sebagai “ahlinya skincare.”
Tanpa content pillar, brand bisa kehilangan fokus, akhirnya sulit membangun identitas yang kuat.

5. Memudahkan Penargetan Audiens

Setiap audiens punya kebutuhan dan minat berbeda. Dengan membagi content pillar ke dalam sub-pilar, kamu bisa menyesuaikan konten untuk segmen tertentu.
Contoh:

  • Sub-pilar pola makan sehat cocok untuk audiens pemula yang baru mau hidup sehat.
  • Sub-pilar program workout intensif cocok untuk audiens yang sudah rutin olahraga.

Dengan strategi ini, kontenmu lebih tepat sasaran, engagement lebih tinggi, dan peluang konversi juga meningkat.

Bagaimana cara membuat content pillar?

Membangun content pillar sebenarnya bukan sekadar nentuin topik besar lalu bikin konten turunan asal jadi. Ada proses strategis yang harus dilalui biar pilar ini benar-benar kuat dan bisa dipakai jangka panjang.

Berikut langkah-langkahnya:

1. Tentukan Tujuan Bisnis & Konten

Sebelum pilih topik, pastikan kamu tahu dulu:

  • Apa tujuan bisnismu? (misal: meningkatkan brand awareness, lead generation, penjualan produk)
  • Apa tujuan kontenmu? (misal: edukasi, entertain, atau mengedukasi calon customer)

Dengan begitu, content pillar yang kamu buat tetap nyambung dengan target besar bisnis, bukan cuma buat isi feed.

2. Pilih Topik Utama yang Relevan dengan Brand

Topik utama harus sesuai dengan:

Contoh:

  • Kalau bisnisnya skincare → topik utamanya bisa “Perawatan Kulit”
  • Kalau bisnisnya digital marketing agency → topik utamanya bisa “Strategi Pemasaran Digital”

Topik ini jangan terlalu sempit, tapi juga jangan terlalu luas. Ambil posisi di tengah biar fleksibel untuk dikembangkan.

Khawatirnya jika content pillar terlalu sempit, kamu akan kesulitan untuk menemukan turunan content lainnya nanti. Dan jika terlalu lebar, audiens kamu tidak akan menemukan insight secara spesifik pada kontent kamu.

3. Riset Kebutuhan & Minat Audiens

Cari tahu apa yang sering dicari audiens. Caranya bisa dengan:

  • Riset keyword di Google / Semrush / Ahrefs
  • Analisis pertanyaan di Quora, Reddit, atau forum
  • Lihat tren di TikTok / Instagram
  • Dengarkan langsung feedback dari audiens

Dengan begitu, kamu nggak cuma bikin konten dari sudut pandang brand, tapi juga memahami secara detail, apa yang sebenarnya dibutuhkan audiens. Kondisi ini biasa disebut sweet spot dalam social media. Nantinya, kita akan bahas di artikel selanjutnya.

4. Buat Sub-Pilar (Cluster Content)

Dari topik besar, turunkan ke sub-topik yang lebih spesifik.
Contoh:

Brand Fitness Online Coaching

  • Pilar utama: Kesehatan & Kebugaran
  • Sub-pilar:
    1. Pola makan sehat
    2. Latihan cardio
    3. Mindset & motivasi olahraga

Sub-pilar inilah yang nanti jadi “kategori” untuk ide konten turunan.

Apakah Content Pillar merupakan kunci FYP?

Apakah content pillar merupakan salah satu faktor yang membuat konten kita fyp? seringkali saya mendengar dari influencer, jika ingin content kamu viral, cobalah buat content pillar yang benar.

Apakah ini salah? sebenarnya tidak, hanya saja perlu diperjelas maksudnya disini, konten kamu tidak akan langsung viral hanya karena kamu membuat content pillar.

Konten bisa viral karena faktor konten itu sendiri (visual hook, struktur, storytelling, dll) bukan karena sudah dibuat menjadi content pillar.

Hanya saja, dengan adanya content pillar, kamu jadi lebih bisa membuat konten lebih terstruktur, sesuai dengan kebutuhan audiens.

Disini semoga clear pembahasan tentang content pillar.

Jika di simpulkan, Content pillar adalah fondasi penting dalam strategi konten. Dengan pilar yang jelas, brand bisa lebih konsisten, terstruktur, mudah ditemukan (SEO-friendly), dan tepat sasaran ke audiens.

Mulai dari menentukan topik utama, membagi sub-pilar, sampai membuat konten turunan, semua langkah ini bikin kontenmu nggak berantakan dan asal lagi, tapi bisa memiliki arah yang kuat untuk mendukung tujuan bisnis.

Daftar Pustaka

Semrush. (Jun, 23). https://www.semrush.com/blog/building-high-performing-content-pillars/

belajarsosmed. (aug, 25). https://belajarsosmed.com/3-rahasia-bedakan-target-audience-buyer-persona/

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *