Pernah nggak, kamu bikin campaign digital yang niat banget dari segi visual dan caption, tapi hasilnya gitu-gitu aja? Engagement kecil, awareness minim, bahkan audiens nggak ngerti inti pesannya?
Kalau iya, bisa jadi bukan soal ide kontennya yang kurang, tapi karena kamu belum siap di tahap paling krusial dari semua: campaign preparation.

Di sesi Ask the Expert #11 bareng Kak Agung Prasetyo (Freelance Content Writer), para peserta dapet banyak insight tentang bagaimana menyusun campaign digital yang bukan cuma keren, tapi scalable bisa tumbuh besar, nyampe ke banyak orang, dan tetap relevan dalam jangka panjang.
Berikut 7 langkah dan pelajaran penting yang bisa kamu contek buat campaign digitalmu berikutnya!
1. Mulai dari Tujuan yang Jelas
Sebelum mikirin konsep konten, kamu wajib tahu dulu apa tujuan campaign kamu.
“Apakah kita mau bangun awareness, dongkrak engagement, atau ngejar leads dan conversion?” – Agung Prasetyo
Campaign yang efektif nggak bisa asal jalan. Harus ditentukan dulu objektif-nya biar kamu tahu metrik mana yang harus dipantau dan strategi mana yang cocok.
2. Kenali Audiens Lebih Dalam
Bukan cuma umur dan lokasi, kamu juga perlu paham kebiasaan digital mereka.
Apakah audiens kamu suka scroll Reels berjam-jam? Lebih aktif di Twitter/X? Atau tipe yang suka cari review di YouTube? Insight ini penting banget buat nentuin channel distribusi dan gaya kontennya.
“Jangan anggap satu konten bisa cocok di semua platform.” – Agung Prasetyo
3. Bangun Pesan Utama (Core Message) yang Fleksibel
Kunci campaign yang scalable adalah pesan utama yang bisa dikemas ulang sesuai platform. Konten di TikTok tentu nggak bisa disamakan sama LinkedIn, dan begitu juga sebaliknya.
Misal, kamu punya core message soal “hidup lebih sehat”, maka di TikTok bisa dibikin short video workout, di Instagram jadi carousel tips makan sehat, dan di email jadi e-book.
4. Kombinasikan Storytelling & UGC (User Generated Content)
Tren konten saat ini bergerak ke arah yang otentik dan relatable. UGC jadi senjata ampuh karena:
- Terlihat lebih real & jujur
- Menumbuhkan rasa percaya audiens
- Efektif dengan biaya minim
Contohnya adalah campaign viral dari Kapal Api yang sukses lewat 3 video TikTok anonim bertema “diputusin pacar” tapi tetap semangat berkat secangkir kopi. Emosional, relate, dan nyambung banget sama tagar #SecangkirSemangat.
“Campaign viral ini bukan dari akun besar, tapi dari eksekusi konten yang rapi dan memahami emosi audiensnya.” – Agung Prasetyo
5. Evaluasi Berdasarkan Data, Bukan Perasaan
Satu kesalahan umum: campaign udah jalan, tapi nggak dievaluasi.
“Campaign yang scalable itu prinsipnya siklus, bukan one-off.” – Agung Prasetyo
Analisa metrik seperti CTR, share, comment sentiment, dan save rate. Gunakan hasil evaluasi buat bikin versi yang lebih tajam, lebih pas, dan lebih nyantol ke audiens.
6. Riset Pasar Bukan Cuma Formalitas
Sebelum bikin campaign, kamu harus tahu:
- Siapa primary dan secondary audience-mu
- Apa pain point mereka
- Kenapa mereka harus peduli sama brand kamu
Caranya bisa dari survei, FGD, atau ngobrol langsung sama audiens. Insight ini jadi dasar pembuatan konten dan strategi distribusi.
“Pain point audiens adalah bahan bakar campaign kamu. Jawab keresahan mereka, dan mereka bakal dengerin brand kamu.” – Agung Prasetyo
7. Multi-Platform Itu Lebih Baik (Kalau Budget Cukup)
Campaign besar biasanya nggak cuma jalan di satu channel. Untuk dampak maksimal, kombinasikan beberapa platform dengan strategi berbeda:
- TikTok → untuk short video & challenge
- Instagram → carousel, reels, stories
- Email → nurturing & edukasi
- YouTube → video explainer atau storytelling panjang
“Kalau brand punya budget mumpuni, jalankan campaign di beberapa platform sekaligus untuk hasil yang maksimal.” – Agung Prasetyo
Beberapa Pertanyaan Menarik dari Audiens
Q: Platform mana yang paling cocok buat campaign besar?
A: Tergantung perilaku audiens. Kalau targetnya aktif di short video, TikTok bisa jadi pilihan utama. Tapi idealnya jalan di multi-platform untuk efek berlipat.
Q: Seberapa penting riset pasar?
A: Super penting. Dari sini kamu bisa tentukan objektif, audiens primer, dan core message. Tanpa riset, campaign cuma tebakan dan rawan gagal.
Q: Cara menentukan tujuan campaign yang efektif dan terukur?
A: Kembali kepada masing-masing perusahaan, sudah atau sedang berada pada tahap mana di marketing funnelnya mereka. Kalau sudah tahu, silakan atur KPI agar memiliki benchmark dan tujuan yang jelas.
Kesimpulan: Campaign Hebat Itu Dimulai dari Persiapan
Jadi, daripada buru-buru bikin konten dan upload, mending luangin waktu buat persiapan:
- Tentukan objektif
- Pahami audiens
- Buat core message fleksibel
- Gunakan storytelling & UGC
- Analisa hasil secara berkala
- Lakukan riset pasar
- Manfaatkan multi-channel jika memungkinkan

Dengan persiapan matang, campaign digital kamu bukan cuma ramai sehari dua hari, tapi bisa punya dampak jangka panjang.
“A goal without a plan is just a wish.” – Antoine de Saint-Exupéry
Ingin Belajar Langsung dari Para Expert Setiap Minggu?
Yuk gabung ke komunitas BelajarSosmed.com di Telegram!
Setiap minggu, ada sesi Ask the Expert GRATIS bareng para praktisi digital marketing profesional. Kamu bisa belajar, diskusi, dan langsung tanya ke ahlinya.
Gabung sekarang di: belajarsosmed.com