Grafik analisis KPI social media specialist dengan ikon engagement, reach, CTR, dan followers
5 KPI Penting yang Wajib Dipantau Social Media Specialist

Susah FYP? Engagement Anjlok? Social Media Specialist Harus Evaluasi 5 KPI Ini Dulu!

Rangers, pernah nggak sudah bikin konten yang niat banget, caption catchy, desain keren, pakai audio viral. tapi tetap saja gak FYP? Atau lebih parahnya lagi, engagement terus turun, padahal kamu rutin posting konten bermanfaat?

Banyak social media specialist kejebak di angka yang kelihatan keren, tapi nggak berdampak nyata. Padahal, metrik kayak reach, CTR, retention, dan conversion rate jauh lebih berguna untuk ambil keputusan yang strategis. Konten tanpa evaluasi itu kayak nembak tanpa target, bisa kena, bisa juga cuma buang-buang energi.

Bayangin kalau Rangers tahu persis konten mana yang beneran disukai audiens, jam posting paling efektif, atau jenis campaign yang memberi dampak nyata untuk brand kamu. Dengan evaluasi yang tepat, semua itu bisa dianalisis dan jadi dasar strategi selanjutnya. Nggak cuma buat laporan mingguan, tapi juga agar Rangers bisa bikin konten yang tepat sasaran, ngirit waktu, dan ningkatin performa akun secara konsisten.

Rangers, sebelum makin jauh bahas soal KPI, pastikan dulu kamu benar-benar ngerti peran dan tugas seorang social media specialist. Karena bikin konten keren aja gak cukup, kamu juga harus bisa baca data, pahami insight, dan ambil keputusan berbasis metrik. Kalau kamu masih ragu soal peran ini, wajib mampir dulu ke artikel ini: Apa Itu Social Media Specialist dan Apa Saja Tugasnya?

Baru deh, lanjut baca artikel ini sampai habis. Sheriff bakal kasih kamu 5 KPI penting biar strategi kontenmu makin tajam dan performa akun terus naik!

Apa Itu KPI Social Media?

Grafik analisis KPI social media specialist dengan ikon engagement, reach, CTR, dan followers
5 KPI Penting yang Wajib Dipantau Social Media Specialist

KPI atau Key Performance Indicator adalah indikator utama yang digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu aktivitas atau strategi berhasil mencapai tujuannya. KPI biasa digunakan dalam dunia kerja dan dalam konteks media sosial, KPI berfungsi untuk mengevaluasi performa akun, konten, atau campaign secara menyeluruh. Tanpa KPI, social media specialist akan kesulitan mengetahui apakah strategi yang dijalankan efektif atau tidak.

Mengapa KPI social media penting? Karena KPI membantu social media specialist mengukur hasil kerja secara objektif dan berbasis data, bukan sekadar tebak-tebakkan. Dengan melihat KPI social media, Rangers bisa tahu apa yang berhasil, apa yang perlu diperbaiki, dan bagaimana membuat strategi yang lebih baik ke depannya. Selain itu, KPI social media juga mempermudah Rangers dalam membuat laporan yang jelas dan mudah dipahami oleh atasan, klien, atau tim internal.

Sebelum menentukan strategi konten, penting untuk memahami bahwa KPI social media yang Rangers pilih harus relevan dengan tujuan dari konten itu sendiri. Setiap jenis tujuan seperti untuk membangun awareness, meningkatkan engagement, mengarahkan traffic, atau mendorong konversi, punya indikator performa yang berbeda. Nah, biar makin jelas, ini dia contoh KPI yang bisa kamu sesuaikan berdasarkan tujuan sosial mediamu:

Jika tujuanmu adalah meningkatkan brand awareness, maka KPI-nya bisa berupa:

  • Jumlah reach
  • Jumlah impressions
  • Pertumbuhan followers

Kalau kamu ingin meningkatkan engagement, perhatikan:

  • Jumlah likes
  • Jumlah komentar
  • Jumlah shares

Kalau fokusmu adalah mengarahkan trafik ke website, maka ukur:

  • Jumlah klik link
  • Click-through rate (CTR)

Untuk konten berorientasi konversi atau penjualan, gunakan KPI seperti:

  • Jumlah leads yang masuk
  • Conversion rate

Kalau ingin mengukur loyalitas audiens, kamu bisa melihat:

  • Repeat interaction (interaksi berulang)
  • Jumlah direct message (DM)
  • Jumlah review positif

Untuk bisa mengevaluasi dengan tepat, Rangers juga harus memahami soal trend media sosial yang terus berubah. Kita pernah membahasnya sebelumnya untuk kamu mendalami soal topik ini.

Baca disini: 5 Fakta Sejarah Sosial Media: Perkembangan & Dampaknya.

Jadi, karena Rangers sudah tahu pentingnya KPI social media untuk social media specialist, Rangers juga harus tahu cara evaluasinya! Sebelum itu, cek dulu, jangan-jangan kamu masih ngalamin beberapa tanda ini!

Tanda-Tanda Kamu Belum Evaluasi KPI dengan Benar

Terkadang, kita merasa usdah posting secara rutin dan sudah memberi effort maksimal, tapi hasilnya… gitu-gitu aja. Nah, bisa jadi masalahnya bukan di kontennya, tapi di cara Rangers mengukurnya. Coba cek, apakah Rangers ngalamin hal-hal berikut ini?

  • Konten rutin tapi gak tahu Konten Rutin Tapi Gak Tahu Mana yang mana yang efektif. Kalau Rangers sudah rajin banget upload dari Senin sampai Minggu, tapi saat ditanya, “Konten mana yang paling efektif bulan ini?”, Rangers hanya bisa jawab, “Kayaknya yang kemarin, deh.” Tanpa data performa, Rangers nggak tahu konten mana yang harus dipertahankan dan mana yang perlu diubah. Padahal evaluasi konten seharusnya berbasis angka, bukan firasat.
  • Like dan Comment Makin Dikit, Tapi Kamu Gak Tahu Kenapa. Engagement menurun bisa jadi sinyal kalau audiens mulai bosan, kurang relevan, atau algoritma gak ngedukung. Tapi kalau Rangers gak tahu metrik mana yang turun dan kenapa, Rangers akan sulit menemukan solusinya. Evaluasi KPI social media itu penting agar Rangers bisa cepat putar arah dan menemukan solusinya!
  • Gak Punya Data Buat Laporan atau Evaluasi Bulanan. Social media bukan cuma soal posting, tapi juga soal pelaporan. Tanpa KPI social media, laporan Rangers nanti hanya berisi angka mentah tanpa makna. Padahal, data yang terorganisir dari KPI social media bisa bantu Rangers nunjukin growth, problem, dan strategi yang lebih tajam ke klien atau atasan.
  • Gak Ngerti “kenapa” Satu Konten Bisa Viral, yang Lain Nggak. Pernah gak? Satu konten tiba-tiba viral, yang lain biasa aja. Rangers ngerasa senang tapi gak ngerti kenapa bisa begitu. Nah, ini bukti kalau Rangers belum evaluasi berdasarkan KPI social media. Tanpa tahu metrik apa yang bekerja (misal share tinggi atau retention video bagus), Rangers gak bisa ulangi sukses yang sama.

Kalau ini Rangers banget, berarti waktunya kenalan lebih dalam dengan KPI social media yang relevan buat akunmu! Tenang, habis ini Sheriff bakal bahas jenis-jenis KPI social media yang bisa Rangers pakai!

5 KPI Social Media yang Wajib Kamu Pantau

1. Engagement Rate

Infografik yang menunjukkan rumus engagement rate: total interaksi (like, komen, share) dibagi total followers atau reach, lengkap dengan ikon jempol, komentar, dan bagikan.
Engagement Rate sebagai salah satu KPI utama bagi social media specialist

Engagement rate adalah ukuran seberapa aktif audiens social media specialist berinteraksi dengan konten yang diposting di media sosial. Interaksi ini bisa berupa like, komentar, share, atau save. Semakin banyak orang yang melakukan aksi-aksi ini, semakin tinggi engagement rate. Nah, kenapa ini penting? Karena engagement menunjukkan seberapa relevan dan menarik konten kamu di mata audiens. Kalau kontennya nyambung, orang nggak cuma lihat lalu skip, mereka akan berinteraksi.

Engagement rate juga jadi salah satu sinyal utama untuk social media specialist untuk mengetahui algoritma platform seperti Instagram, TikTok, atau Facebook. Semakin tinggi engagement, semakin besar peluang konten Rangers disebarkan ke audiens yang lebih luas secara manual. Jadi, engagement bukan cuma soal angka, tapi gambaran seberapa kuat koneksi kamu dengan audiens.

Rumus:
(Like + Komen + Share + Save) ÷ Jangkauan x 100%

Semakin tinggi engagement rate, semakin relevan kontenmu di mata audiens dan ini bikin algoritma platform (Instagram, TikTok, dst) makin percaya untuk bantu sebarin kontenmu ke lebih banyak orang.

Contoh:

Insight performa postingan Instagram dengan metrik KPI social media seperti like, share, save, reach, dan interaksi audiens.
Contoh tampilan insight Instagram @belajarsosmedcom di Instagram yang menunjukkan metrik utama untuk menghitung KPI
  • Like (Suka) = 71
  • Komentar = 0
  • Share (Bagikan) = 12
  • Save (Penyimpanan) = 14
  • Jangkauan (Reach) = 829

Jangkauan: 2.000
Engagement Rate = 71+0+12+14 / 829 x 100% = 11.7%
Artinya, konten Instagram Belajarsosmed.com cukup engaging! Apalagi jika dibandingkan dengan rata-rata ER Instagram secara umum yang biasanya di bawah 5%.

2. Reach & Impressions

Ilustrasi reach dan impressions dalam konteks analisis KPI social media.
Reach ≠ Impressions. Reach bantu kamu ukur jangkauan audiens, sedangkan impressions kasih gambaran seberapa sering kontenmu dilihat.

Reach adalah jumlah orang unik yang melihat kontenmu di media social. Artinya, jika satu orang melihat konten kamu satu kali, maka itu dihitung sebagai satu reach. Sementara itu, Impressions adalah total berapa kali kontenmu ditampilkan, termasuk jika orang yang sama melihatnya lebih dari sekali. Jadi, kalau satu orang melihat konten Rangers sebanyak tiga kali, reach-nya tetap satu, tapi impressions-nya jadi tiga.

Kenapa keduanya penting? Reach membantu social media specialist memahami seberapa luas jangkauan kontenmu, seperti berapa banyak orang yang berhasil Rangers “sentuh” dengan satu postingan. Sedangkan impressions menunjukkan seberapa sering kontenmu muncul di feed orang, yang bisa jadi indikator efektivitas hook atau daya tarik visual. Kalau reach Rangers tinggi tapi impressions-nya rendah, mungkin audiens hanya melihat sekilas dan tidak kembali lagi. Tapi kalau impressions tinggi, itu bisa berarti kontenmu cukup menarik untuk dilihat berkali-kali, atau sering muncul karena algoritma menganggapnya relevan.

Contoh:

  • Kamu posting video reels.
  • Reach: 3.000
  • Impressions: 5.400

Ini berarti banyak orang melihat video yang Rangers punya lebih dari sekali, bagus untuk brand recall atau pesan yang butuh diulang. Tapi kalau reach-nya kecil dan impressions-nya juga rendah, bisa jadi masalahnya ada di:

  • Waktu posting yang kurang tepat
  • Hook video yang kurang menarik
  • Caption yang tidak memicu interaks

3. Click-Through Rate (CTR)

Grafik yang menunjukkan hubungan antara jumlah tayangan (impressions) dan jumlah klik pada link dari sebuah postingan sosial media.
Semakin tinggi CTR, semakin efektif CTA kamu.

Click-Through Rate (CTR) adalah metrik yang mengukur seberapa efektif ajakan bertindak Rangers di media sosial, misalnya seperti “klik link di bio”, “swipe up”, atau “kunjungi website”. CTR dihitung dari berapa banyak orang yang benar-benar mengklik link dibandingkan dengan jumlah total orang yang melihat postingan atau iklan yang Rangers punya. Misalnya, jika 1000 orang melihat story kamu dan 50 orang klik link-nya, berarti CTR kamu adalah 5%.

Metrik ini penting banget terutama untuk konten promosi, campaign, atau edukasi yang tujuannya mengarahkan audiens ke platform lain, seperti website, marketplace, atau landing page. CTR yang tinggi menunjukkan bahwa CTA kamu efektif, hook-nya kuat, dan kontennya mampu membangkitkan rasa penasaran atau minat audiens untuk bertindak. Kalau CTR rendah, itu bisa jadi sinyal buat kamu untuk evaluasi call-to-action, visual, atau copywriting yang kamu pakai.

Rumus:

Jumlah Klik ÷ Jumlah Tayangan x 100%

Contoh:
Kamu bikin story IG promosi ebook gratis, dan datanya:

  • Tayangan story: 1.000
  • Swipe up/link klik: 120
    CTR = 120/1000 x 100% = 12%

CTR tinggi = CTA kamu berhasil. Tapi kalau rendah? Bisa jadi Rangers perlu ubah kata-kata CTA, visual, atau letak link-nya.

4. Follower Growth Rate

Grafik garis pertumbuhan followers dari waktu ke waktu pada akun media sosial.
Follower Growth Rate bantu kamu tahu kapan dan kenapa orang tertarik buat follow akunmu.

Follower Growth Rate adalah ukuran seberapa cepat jumlah followers yang Rangers punya bertambah dalam periode waktu tertentu, misalnya mingguan atau bulanan. Jangan cuma fokus sama angka followers total yang besar, karena itu belum tentu menunjukkan perkembangan akun yang sehat. Dengan melihat pertumbuhan followers, seorang social media specialist bisa tahu momentum yang tepat dan konten mana yang benar-benar menarik perhatian audiens baru.

Misalnya, jika dalam satu minggu kamu dapat 300 followers baru dari total 3.000 followers awal, berarti growth rate kamu sekitar 10%—angka yang cukup tinggi dan menunjukkan ada sesuatu yang bekerja dengan baik di strategi kontenmu. Dari sini, Rangers bisa evaluasi: apakah karena konten edukasi kamu viral, kolaborasi bareng brand lain, atau momen trending yang kamu manfaatkan?

Metrik ini penting banget untuk memahami apakah audiens di akun Rangers berkembang secara manual, stagnan, atau bahkan menurun. Karena followers yang terus bertambah menandakan brand awareness Rangers juga ikut naik.

Rumusnya:

(Jumlah Followers Baru ÷ Total Followers Awal) x 100%

Contoh:

  • Total followers awal: 5.000
  • Tambahan followers bulan ini: 500
    Growth Rate = 500/5000 x 100% = 10%

Kalau Rangers melihat lonjakan terjadi setelah posting konten edukatif tentang “Tips Pitching ke Klien”, berarti topik itu resonan dengan audiens target Rangers. Wajib diulang dengan pendekatan baru!

5. Save & Share Ratio

Ikon bookmark dan panah share di bawah konten media sosial.
Konten yang banyak disimpan dan dibagikan artinya ngena banget buat audiens

Save & Share Ratio mengukur seberapa sering konten Rangers disimpan (save) atau dibagikan (share) oleh audiens. Metrik ini menunjukkan bahwa kontenmu dianggap bernilai, baik secara informasi, inspirasi, maupun hiburan. Kalau seseorang menyimpan kontenmu, artinya mereka merasa konten itu layak untuk dilihat kembali nanti. Kalau mereka membagikannya, berarti kontenmu cukup kuat untuk diteruskan ke orang lain.

Biasanya, jenis konten seperti tips dan trik, infografik edukatif, kutipan inspiratif, checklist, atau template punya performa tinggi di metrik ini. Karena sifatnya membantu, praktis, dan mudah dibagikan ke teman atau disimpan untuk referensi.

Cara meningkatkannya? Gunakan visual yang menarik, isi yang padat dan relevan, serta tambahkan CTA sederhana seperti “Save biar nggak lupa!” atau “Share ke temen kamu yang butuh!” Hal-hal kecil ini bisa mendorong audiens untuk berinteraksi lebih jauh dan meningkatkan nilai kontenmu di mata algoritma.

CTA (Call to Action) adalah ajakan atau instruksi yang Rangers berikan kepada audiens agar mereka melakukan tindakan tertentu setelah melihat kontenmu. Bisa sesederhana:

  • “Klik link di bio”
  • “Share ke teman kamu”
  • “Coba sekarang juga!”
  • “Save biar nggak lupa”

Meski terdengar sepele, CTA itu penting banget. Tanpa CTA, audiensmu bisa aja scroll lewat begitu aja, padahal mereka tertarik tapi nggak tahu harus ngapain. CTA membantu mengarahkan mereka ke langkah selanjutnya, entah itu klik link, komen, atau bahkan beli produk.

Kenapa CTA Penting?

  1. Meningkatkan interaksi. CTA yang jelas bisa bantu naikin like, komen, save, atau share.
  2. Dorong konversi. Kalau Rangers punya tujuan spesifik (misalnya traffic ke website atau penjualan), CTA itu wajib hukumnya.
  3. Mempermudah evaluasi. CTA yang terukur (kayak klik atau swipe up) bisa di-track lewat CTR, jadi kamu bisa tahu mana konten yang benar-benar efektif.

Tips Bikin CTA yang Efektif

  • Gunakan kata kerja aktif (misalnya: lihat, klik, bagikan, ikuti)
  • Sesuaikan dengan konteks konten
  • Tampilkan CTA di tempat yang jelas dan tidak mengganggu visual
  • Jangan lupa, satu konten = satu tujuan utama

CTA itu ibarat rambu di jalan yang tanpa itu, audiens bisa aja nyasar atau nggak sampai ke tujuan. Jadi, pastikan tiap konten yang Rangers punya ajakan yang jelas dan sesuai dengan goal, Rangers!

Contoh:
Satu konten carousel kamu punya:

  • 100 shares dan 80 saves
  • Total jangkauan: 2.500
    Save & Share Ratio = (180/2500) x 100% = 7.2%

Angka ini cukup bagus untuk konten edukatif. Artinya audiens kamu merasa kontenmu worth to keep dan worth to share.

Tools Biar Gak Ribet Cek KPI

Rangers, gak perlu bingung atau ribet buka data satu per satu secara manual. Sekarang banyak tools yang bisa bantu kamu pantau performa konten dan evaluasi KPI dengan lebih praktis, bahkan ada yang gratis!

1. Instagram Insights
Tool bawaan dari Instagram ini cocok banget buat lihat metrik seperti reach, impressions, dan engagement langsung dari aplikasi. Rangers bisa cek performa setiap post, story, reels, bahkan follower growth.

2. TikTok Analytics
Buat Rangers yang pakai akun TikTok Pro, fitur ini bisa bantu lihat performa video, tren audiens, dan waktu aktif followers. Penting banget buat tahu waktu posting terbaik dan jenis konten yang paling engage.

3. Google Analytics
Kalau Rangers promosiin produk atau artikel dari sosmed ke website, Google Analytics bisa bantu tracking traffic yang datang dari Instagram, TikTok, atau channel lainnya. Dari situ kamu bisa hitung CTR dan performa campaign.

4. Metricool & Hootsuite
Kalau kamu pegang banyak akun atau kerja bareng tim, tools ini cocok banget buat bikin laporan mingguan, tracking KPI otomatis, dan bahkan menjadwalkan konten dari satu dashboard.

Semua tools ini akan sangat bantu kamu evaluasi data tanpa harus pusing-pusing ngumpulin angka satu per satu. Coba satu dulu, dan lihat mana yang paling sesuai sama kebutuhan yang Rangers perlukan, ya!

Jangan Terkecoh dengan Vanity Metrics!

Rangers, hati-hati sama yang disebut vanity metrics, alias angka-angka yang kelihatannya wow, tapi gak benar-benar berdampak ke tujuan brand atau campaign kamu.

Contohnya:

  • Views tinggi, tapi gak ada yang klik link atau tertarik sama CTA kamu.
  • Followers naik drastis, tapi engagement-nya nol besar—gak ada like, komentar, atau share.

Nah, kalau kamu masih sering terjebak di vanity metrics dan ngerasa strategi sosmed kamu “udah oke” padahal gak ngasih hasil nyata, bisa jadi kamu juga melakukan kesalahan-kesalahan mendasar lainnya.

Sheriff pernah bahas tuntas soal ini di artikel Lima Kesalahan Fatal Social Media Marketing. Jangan sampai kamu ngulangin, ya!

Terus, KPI yang Bagus Itu Kayak Gimana?

KPI social media yang bagus seharusnya:

  • Relevan dengan tujuan. Misalnya, kalau tujuannya awareness, lihat reach dan share; kalau tujuannya penjualan, lihat klik dan konversi.
  • Bisa dievaluasi. Angka yang bisa dibandingkan dari waktu ke waktu, misalnya minggu ini vs minggu lalu, campaign A vs campaign B.
  • Bisa jadi dasar keputusan. Misalnya, dari data engagement kamu jadi tahu konten edukasi lebih efektif, dan memutuskan untuk bikin lebih banyak format serupa.

Nah, setelah ngerti KPI yang tepat dan gimana cara baca datanya, saatnya scale up! Strategi kamu akan makin kuat kalau dibangun dari dasar yang terukur dan jelas. Kamu bisa lanjut baca 7 Langkah Bangun Campaign Digital yang Scalable biar makin paham cara nyusun campaign yang berdampak dan berkelanjutan.

Optimasi = Evaluasi

Jadi, sebelum buru-buru nyalahin algoritma atau mood audiens, coba tanya dulu ke diri sendiri: “Udah evaluasi KPI-nya belum?” Karena konten yang bagus belum tentu perform kalau tidak sesuai target dan gak dipantau datanya. Mulailah dari satu KPI dulu, entah itu engagement rate, reach, atau CTR.

Catat hasilnya, evaluasi trennya, dan terus lakukan eksperimen kecil yang terukur. Konsistensi kecil hari ini = strategi besar besok! Kalau Rangers masih bingung gimana semua ini nyambung ke strategi yang lebih luas, lanjut baca apa yang dimaksud dengan Social Media Marketing untuk dapetin gambaran besarnya.

Yuk, mulai evaluasi kontenmu dari sekarang bareng Sheriff!

Daftar Pustaka

BelajarSosmed. (2024, Juni 12). 7 Langkah Bangun Campaign Digital yang Scalable. https://belajarsosmed.com/7-langkah-bangun-campaign-digital-yang-scalable/

BelajarSosmed. (2024, Mei 27). Apa yang Dimaksud Social Media Marketing? https://belajarsosmed.com/apa-yang-dimaksud-social-media-marketing/

BelajarSosmed. (2024, Mei 2). Lima Kesalahan Fatal Social Media Marketing (SMM). https://belajarsosmed.com/lima-kesalahan-fatal-social-media-marketing-smm/

BelajarSosmed. (2024, April 14). 5 Fakta Sejarah Sosial Media: Perkembangan & Dampak. https://belajarsosmed.com/5-fakta-sejarah-sosial-media-perkembangan-dampak/

BelajarSosmed. (2024, Maret 30). Social Media Specialist: Tugas, Skill, dan Tools yang Wajib Dikuasai. https://belajarsosmed.com/https-belajarsosmed-com-social-media-specialist/

TikTok for Business. Understand your analytics. Retrieved July 21, 2025, from https://www.tiktok.com/business/en/blog/how-to-use-analytics-on-tiktok

Google. Analyze your social media traffic with Google Analytics. Google Support. Retrieved July 21, 2025, from https://support.google.com/analytics/answer/6191536

Hootsuite. Social media KPIs: The metrics that matter. Retrieved July 21, 2025, from https://blog.hootsuite.com/social-media-kpis/

Patel, N. How to Track Social Media KPIs That Matter. Neil Patel. Retrieved July 21, 2025, from https://neilpatel.com/blog/social-media-kpis/

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *