Udah ngiklan di Facebook tapi hasilnya jauh dari ekspektasi? Iklan jalan, tapi audiens yang datang malah nggak relevan. Nggak ada yang klik, apalagi convert. Duh, sayang banget budgetnya!
Kenyataannya, Facebook Ads bukan cuma soal bikin desain menarik atau copy yang bombastis. Kunci utamanya adalah targeting seberapa tepat kamu menjangkau orang yang benar-benar butuh dan tertarik dengan produkmu.
Insight Eksklusif dari Sesi Ask the Expert: Facebook Ads Mastery

Di sesi Ask the Expert: Facebook Ads Mastery, para peserta diajak membedah strategi targeting yang terbukti efektif langsung dari ahlinya. Kita berdiskusi bersama Ka Adrian Farhan, seorang Senior Performance Marketing Specialist, yang membagikan pengalaman serta strategi praktis mulai dari pengaturan interest, memahami perilaku audiens, hingga teknik retargeting yang sering diabaikan tapi ternyata punya dampak besar terhadap konversi.
Mulai dari pemilihan interest dan behavior, strategi retargeting, cara membaca data Pixel, sampai kapan harus memperluas pasar, semua dibedah tuntas dari sudut pandang praktisi langsung di lapangan.
Yuk, simak rangkuman 10+ insight paling jitu dari sesi Facebook Ads Mastery yang akan bantu kamu temukan audiens yang siap convert!
Mulai dari Interest Targeting, Lalu Kembangkan dengan Behavior Targeting

Salah satu pertanyaan yang sering muncul saat mulai ngiklan di Facebook adalah: lebih efektif interest targeting atau behavior targeting? Jawabannya: tergantung fase iklanmu.
Kalau kamu masih di tahap awal—baru jalanin ads sekitar 1–2 bulan interest targeting bisa jadi pilihan yang lebih efektif. Alasannya sederhana: kamu belum punya cukup data untuk bisa “menebak” perilaku audiens secara akurat. Jadi, menggunakan interest yang relevan akan bantu Facebook memahami siapa audiens idealmu.
Menurut Ka Adrian Farhan, interest targeting cocok untuk tahap awal campaign. Tapi ketika data mulai terkumpul, barulah kamu bisa mulai mengombinasikannya dengan behavior targeting. Di fase ini, kamu sudah punya insight tentang siapa yang sering klik, engage, atau bahkan beli. Tinggal dimaksimalkan lewat strategi targeting berbasis perilaku!
Bangun Funnel Audiens Lewat Strategi Konten yang Tepat di Setiap Tahap
Ngiklan tanpa strategi funneling itu kayak ngajak orang nikah di first date, terlalu cepat dan kemungkinan ditolak besar.Nah, di sinilah pentingnya memahami funneling marketing: mulai dari awareness, consideration, sampai conversion.
Menurut Ka Adrian Farhan, setiap tahap butuh pendekatan konten dan targeting yang berbeda. Berikut alur strateginya:
Awareness
Ini tahap paling awal, di mana audiens belum kenal siapa kamu. Fokus utama di sini adalah membangun kesadaran lewat konten ringan seperti problem statement atau edukasi soal brand dan isu yang relevan.
Targeting: Buat seluas mungkin (broad audience), biar kamu bisa menjangkau lebih banyak orang dan mulai membangun data.
Consideration
Di tahap ini, audiens mulai menunjukkan ketertarikan. Kamu bisa mulai menyuguhkan konten yang lebih dalam, seperti problem-solution atau product statement yang menjelaskan nilai dan keunggulan brand kamu.
Targeting: Mulai disaring berdasarkan usia, lokasi, atau interest yang lebih spesifik.
Conversion
Saatnya ajak mereka action! Gunakan konten yang sifatnya hardselling, seperti promo, diskon, atau penawaran terbatas.
Targeting: Lakukan retargeting ke audiens yang sebelumnya sudah engage di tahap awareness dan consideration.
Dengan menyusun konten berdasarkan alur funneling ini, kamu nggak cuma asal tayangin iklan, tapi juga membangun hubungan yang bertahap dan lebih berpeluang menghasilkan konversi.
Split Test Cerdas: Uji Audiens dengan Satu Variabel, Jangan Asal Ganti-Ganti
Banyak yang gagal di split test karena terlalu banyak yang diubah sekaligus. Padahal, menurut Ka Adrian Farhan, kunci dari split testing yang efektif adalah konsistensi hanya ubah satu variabel dalam satu eksperimen. Sisanya? Harus dikunci.
Kalau kamu mau testing audiens, berarti konten, format, dan placement iklan harus tetap sama. Tujuannya biar hasilnya valid dan kamu tahu apa yang sebenarnya memengaruhi performa iklan.
Berikut best practice skenario split testing audiens versi Ka Adrian:
- Broad Audience
Targeting seluas mungkin tanpa filter interest atau behavior apa pun. Ini cocok buat lihat seberapa kuat kontenmu menarik orang secara umum. - Interest Audience
Buat dua ad set yang fokus ke interest berbeda. Misalnya: satu ad set untuk “self-care enthusiasts”, satu lagi untuk “digital marketers”. Bandingkan mana yang performanya lebih baik. - Retargeting Audience
Ini bisa kamu jalankan setelah menemukan audience yang “winning”. Artinya, audiens yang menunjukkan performa terbaik dengan cost per result yang murah dan berdampak ke social media engagement maupun penjualan.
Struktur Campaign Optimal untuk Produk Digital B2B? Coba Formula Ini

Strategi Facebook Ads untuk B2B jelas beda dibanding B2C. Menurut Ka Adrian Farhan, hal pertama yang harus kamu tentukan adalah tujuan campaign nya: apakah ingin mengumpulkan leads, meningkatkan traffic ke website, atau membangun brand awareness di niche tertentu?
Setelah objektif jelas, barulah kamu bisa menyusun struktur campaign dengan lebih optimal. Ka Adrian membagikan dua struktur campaign favoritnya yang sering dipakai untuk produk digital B2B:
Struktur 1:4:4
- 1 Campaign CBO (Campaign Budget Optimization)
- 4 Ad Set → Tiap ad set mewakili interest/topik berbeda yang relevan dengan target audiens B2B
- 4 Ads → Berisi variasi konten berbeda, seperti edukasi, studi kasus, testimonial, atau pain point
Struktur ini cocok dipakai di awal untuk eksplorasi dan riset, mencari tahu kombinasi interest dan konten mana yang paling perform.
Struktur 1:1:4
- 1 Campaign CBO
- 1 Ad Set → Fokus ke audiens yang udah terbukti performa terbaik (winning audience)
- 4 Ads → Hanya menggunakan konten yang sudah terbukti efektif dari pengujian sebelumnya (winning ads)
Struktur ini digunakan setelah kamu menemukan ad set dan konten yang bekerja dengan baik. Tujuannya untuk scale up dengan lebih efisien.
“Winning” di sini artinya iklan dengan biaya rendah dan performa tinggi terhadap objektif campaign kamu. Bisa dilihat dari jumlah leads masuk, traffic yang relevan, atau bahkan potensi partnership yang datang dari iklan tersebut.
ROAS Rendah? Jangan Langsung Salahin Targeting, Cek Dulu Metrik Pendukungnya
ROAS (Return on Ad Spend) yang rendah sering bikin panik. Tapi menurut Ka Adrian Farhan, sebelum buru-buru menyalahkan targeting, kamu perlu cek dulu metrik pendukung lainnya.
Beberapa metrik kunci yang wajib dianalisis:
CTR (Click Through Rate)
CPC (Cost Per Click)
CPM (Cost Per Mille)
Add to Cart (jika relevan dengan funnel kamu)
Kalau ROAS rendah dan metrik lainnya juga buruk, besar kemungkinan targeting-mu belum tepat. Tapi kalau metriknya udah bagus tapi ROAS tetap rendah, artinya kemungkinan besar kontennya yang kurang kuat buat mendorong konversi.
Cek Kualitas Data Pixel dan Event Manager untuk Targeting yang Akurat
Menurut Ka Adrian Farhan, kualitas data dari Pixel atau Event Manager sangat bergantung pada ukuran brand dan audiens. Tapi, secara umum, ada beberapa patokan yang bisa jadi acuan.
Minimal, kamu harus punya:
- 10.000 data untuk membuat Lookalike Audience 1%
- 20.000+ data untuk retargeting custom audience langsung dari Pixel
Jika datanya belum mencapai jumlah itu, maka audience targetingmu mungkin belum cukup kuat. Dengan data yang cukup, kamu bisa membuat keputusan yang lebih akurat dalam menentukan audiens yang benar-benar siap konversi.
Risiko Targeting Audiens Terlalu Sempit: Apa Dampaknya?
Menargetkan audiens yang terlalu sempit bisa berisiko loh. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:
- Ads nggak kespent maksimal, Budget nggak terpakai dengan optimal karena audiens terlalu sedikit.
- Ads kespent, tapi mahal banget, Karena audiens terbatas, biaya per klik atau per konversi bisa melonjak tinggi.
- Dampak positif, Iklan jadi lebih terarah ke audiens yang relevan, tapi tetap harus cek performa secara keseluruhan.
Untuk antisipasi, cek di audience definition dan pastikan ukuran audiensnya cukup besar, sekitar 1–5 juta orang, dengan status hijau atau broad.
Meningkatkan Audiens Musiman: Strategi untuk High Season
Untuk meningkatkan audiens menjelang high season seperti Lebaran atau akhir tahun, cara paling gampang adalah dengan menambah budget mulai H-7 sebelum event besar. Ini memberi waktu bagi algoritma untuk mengoptimalkan audiens yang masuk.
Namun, perlu diingat, saat hari H tiba, persaingan ads akan lebih ketat karena banyak kompetitor juga menjalankan iklan. Jadi, kemungkinan besar akan ada penurunan performa sementara.
Mengapa Audiens Lookalike Bisa Berhasil di Satu Campaign, Tapi Buruk di Campaign Lain?
Audiens Lookalike bisa memberikan konversi tinggi di satu campaign, tapi justru buruk di campaign lainnya. Kenapa? Ini sebenarnya tergantung pada audiens yang kamu buat untuk LAA.
Jika kamu membuat Lookalike dari Custom Audience yang sudah terbukti winning, kemungkinan besar hasilnya akan optimal, karena audiens baru yang mirip dengan yang sudah sukses.
Namun, jika kamu asal buat LAA tanpa mempertimbangkan kualitas data sebelumnya, hasilnya bisa kurang efektif. Jadi, pastikan Custom Audience yang kamu jadikan dasar untuk LAA memang sudah membuktikan performa baik.
Apakah Retargeting Masih Efektif Ketika Frekuensi Iklan Sudah Terlalu Tinggi?
Retargeting bisa sangat efektif, tapi tergantung pada kreatif atau konten yang kamu gunakan. Jika frekuensi iklan sudah terlalu tinggi (misalnya di atas 5), bisa jadi audiens mulai merasa fatigue.
Menurut Ka Adrian, frekuensi maksimal retargeting adalah 5. Jika frekuensinya lebih dari itu dan ROAS atau hasil mulai menurun, maka kontennya perlu di refresh. Jangan takut untuk menyuntikkan konten baru agar audiens tetap tertarik dan tidak bosan.
Jika konten sudah oke dan frekuensi tinggi, tapi performa masih jelek, berarti ada masalah di konten yang perlu segera diperbaiki.
Dampak Auto Placement Terhadap Performa Targeting Audiens
Auto placement bisa jadi pilihan praktis, tapi dampaknya terhadap performa targeting perlu dipertimbangkan. Ketika kamu memilih auto placement, audiens bisa lebih banyak spend di Facebook meskipun sebenarnya kamu ingin fokus di Instagram.
Kadang, auto placement memang bisa lebih murah karena distribusi anggaran yang lebih luas, namun bisa melebar ke Facebook yang mungkin tidak sesuai dengan tujuan audiensmu.
Jika performa tetap sesuai ekspektasi, maka auto placement masih oke. Tapi, jika hasilnya kurang, walaupun metrik lainnya murah, lebih baik pertimbangkan untuk memilih platform secara manual supaya lebih tepat sasaran.
Menganalisis Perbedaan Performa Antara Custom Audience dan Saved Audience
Untuk menganalisis perbedaan performa antara Custom Audience dan Saved Audience, caranya adalah dengan menjalankan keduanya menggunakan budget yang sama dan konten yang sama.
Dengan cara ini, kamu bisa membandingkan hasil keduanya berdasarkan objective yang ingin dicapai. Perhatikan metrik seperti CTR, ROAS, atau konversi untuk melihat audiens mana yang lebih efektif.
Dengan data tersebut, kamu bisa menentukan strategi mana yang lebih cocok untuk campaign berikutnya.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Memperluas Targeting dari Niche ke Market Lebih Luas?
Memperluas targeting dari niche ke market yang lebih luas perlu strategi yang hati-hati agar tidak mengeluarkan biaya sia-sia. Menurut Ka Adrian, waktu yang tepat untuk melakukannya adalah ketika kamu sudah memiliki:
- Konten yang sudah winning
- Data Pixel yang cukup besar, yang menunjukkan bahwa audiens yang lebih luas bisa berpotensi konversi
Dengan konten yang sudah terbukti efektif dan audiens yang sudah lebih matang, kamu bisa mulai memperluas targeting ke pasar yang lebih luas tanpa khawatir membuang anggaran.
Kesimpulan
Menargetkan audiens yang tepat di Facebook Ads bukan sekadar soal pilih interest atau setting lokasi tapi tentang memahami data, membaca perilaku, dan melakukan testing yang cerdas. Dari sesi Facebook Ads Mastery bersama Kak Adrian Farhan, kita belajar bahwa strategi targeting yang efektif dibangun dari kombinasi, analisis mendalam, konten yang relevan, dan konsistensi dalam evaluasi.
Jadi, kalau kamu ingin iklanmu lebih dari sekadar tampil, tapi juga benar-benar ngonversi, pastikan setiap langkah targetingmu sudah sejalan dengan insight-insight ini. Saatnya upgrade cara kamu main iklan dengan strategi yang terarah dan data yang berbicara.
Nah, itu dia insight lengkap seputar strategi targeting audiens di Facebook Ads yang bisa langsung kamu praktikkan. Semoga artikel ini membantumu memahami langkah-langkah yang lebih terarah dan cerdas dalam menjangkau audiens yang benar-benar siap untuk convert!
Kalau kamu ingin terus upgrade skill digital marketing khususnya di ranah paid advertising dan media sosial, yuk gabung ke komunitas belajarsosmed.com di Telegram! Di sana kamu bisa berdiskusi bareng praktisi, dapet insight harian, dan update strategi yang lagi works di lapangan.
Sampai ketemu di artikel berikutnya! Terus eksplor, eksperimen, dan maksimalkan potensimu yaa!!