Ilustrasi dua orang sedang berdiskusi di depan laptop dengan teks “Strategi Digital Marketing Agar Bisnismu Laris Manis”
Gambar promosi Insight The Expert #15 dengan tema strategi digital marketing yang membahas cara meningkatkan penjualan bisnis secara online.

Insight The Expert #15 Laris atau Lenyap? 4 Strategi Digital Marketing Agar Bisnis Kamu Laris Manis!

Bisnis yang Rangers lagi bangun semakin turun? Padahal sudah rajin upload konten, tapi audiens malah kurang tertarik? Di tengah gempuran dunia digital yang makin cepat, ternyata punya produk bagus saja nggak cukup. Yang Rangers butuhkan adalah strategi digital marketing yang relevan, adaptif, dan nyambung sama target audiens.

Kalau Rangers masih bingung mulai dari mana, kamu bisa cek juga strategi digital marketing dan jenis-jenisnya untuk pemula di sini.

Nah, di sesi Ask The Expert yang digelar Rabu, 23 Juli 2025 lalu, Sheriff bersama anggota komunitas belajarsosmed.com ngobrol langsung bareng Kak Agna Amalia, seorang praktisi digital marketing. Dengan tema “Mendorong Pertumbuhan Bisnis Melalui Inovasi Strategi Pemasaran di Era Digital”, Kak Agna membagikan banyak insight praktis, mulai dari membangun personalitas brand, bikin konten yang relate, sampai tools gratisan yang bisa bantu performa marketing Rangers, nih!

Poster webinar Ask The Expert bersama Kak Agna Amalia, membahas strategi pemasaran digital untuk UMKM dan brand di era digital.
Poster kegiatan Ask The Expert bersama Kak Agna Amalia R. yang diadakan secara online pada Rabu, 23 Juli 2025.

Artikel ini akan merangkum semua insight penting dari sesi tersebut, lengkap dengan tips yang langsung bisa Rangers terapkan. Karena di dunia digital saat ini, Rangers memiliki dua pilihan: laris atau lenyap.

Yuk, baca sampai habis dan temukan strategi digital marketing yang tepat untukmu!

Kenapa Bisnis Gampang Bangkrut di Era Digital Sekarang?

Tidak sedikit pelaku usaha terutama UMKM yang awalnya semangat jualan online, tapi dalam hitungan bulan, akhirnya berhenti promosi bahkan gulung tikar. Padahal produknya oke, harganya bersaing, dan sudah aktif bikin konten. Jadi, kenapa bisa tetap bisa gagal?

Ternyata, di era digital sekarang, punya produk bagus saja nggak cukup. Ada beberapa tantangan besar yang bikin bisnis gampang tumbang kalau kita nggak cepat beradaptasi dengan strategi digital marketing. Ini penyebabnya!

1. Tren Cepat Berubah

Hari ini semua orang bahas konten before-after, besok sudah pindah ke tren voice-over. Platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube Shorts mendorong kreator untuk terus mengikuti tren, dan itu berlaku juga buat brand. Kalau Rangers terlalu lama menyesuaikan, bisnismu bisa kalah saing, lho!

Seperti kata Kak Agna, “Yang hari ini viral, belum tentu minggu depan masih relevan. Makanya marketer harus terus belajar dan peka sama perubahan.”

Makanya, strategi digital marketing nggak bisa selamanya seperti itu. Rangers harus siap beradaptasi dan selalu update dengan tren yang berhubung sama audiensmu, bukan hanya ikut-ikutan, tapi tahu kenapa tren itu penting untuk brand yang Rangers miliki.

2. Audiens Makin Selektif

Dulu, lihat promo “diskon 50%” saja orang langsung tertarik. Sekarang? Mereka cari yang lebih dari sekadar harga, yaitu nilai, pengalaman, dan koneksi personal. Itu sebabnya storytelling dan branding makin penting. Konten yang relate, jujur, dan konsisten bisa jadi pembeda di tengah persaingan digital yang padat.

Seperti yang disampaikan Kak Agna, “Brand yang kuat bukan cuma soal logo atau tagline. Tapi tentang gimana kamu bikin orang merasa nyambung sama value dan cerita brand kamu.”

Jadi kalau Rangers masih berpikir “yang penting upload tiap hari”, bisa jadi strategi digital marketing yang Rangers miliki nggak cocok lagi. Konten yang dibuat harus punya arah dan nyambung ke identitas brand, bukan yang penting ramai.

3. Algoritma Kejam

Kalau dulu upload satu konten bisa langsung ramai, sekarang? Algoritma platform sosial media makin pintar sekaligus makin pilih-pilih. Konten yang Rangers miliki bisa saja “tenggelam” kalau tidak sesuai kriteria mereka.

“Algoritma itu bukan musuh, tapi cerminan dari perilaku pengguna,” kata Kak Agna. Artinya, konten yang tidak relevan atau tidak menarik buat audiens, ya otomatis nggak diprioritaskan tampil.

Tantangan Algoritma Saat Ini:

  1. Engagement rendah = jangkauan makin sempit
    Kalau kontenmu tidak mendapat like, comment, save, atau share dalam waktu cepat, algoritma akan anggap itu konten “biasa aja”.
  2. Consistency over virality
    Platform seperti Instagram dan TikTok lebih menyukai akun yang konsisten daripada yang viral sesaat.
  3. Format berubah cepat
    Hari ini carousel, besok reels, lusa voice-over storytelling. Kalau Rangers lambat menyesuaikan, bisnismu bisa ditinggal.

Solusi Strategis Biar Nggak Kalah Sama Algoritma:

  • Pahami platform yang Rangers gunakan.
    Apa yang disukai Instagram bisa berbeda dengan TikTok. Baca insight masing-masing dan sesuaikan gaya penyajian.
  • Fokus ke kualitas dan konsistensi.
    Upload setiap hari tapi asal-asalan nggak akan bikin performa naik. Sebaliknya, konten yang punya struktur jelas, CTA yang kuat, dan konsisten tiap minggu lebih disukai.
  • Eksperimen dan analisis.
    Uji konten dalam berbagai format (carousel, reels, polling, storytelling) dan lihat mana yang paling meningkatkan engagement. Gunakan tools seperti Notion, Trello, atau Google Sheets untuk tracking.
  • Bangun interaksi dua arah.
    Balas komentar, buat Q&A, dan minta feedback. Semakin aktif akunmu berinteraksi, semakin algoritma melihat akunmu sebagai relevan.

Jadi, alih-alih takut sama algoritma, lebih baik Rangers menjadi adaptif dan paham cara mainnya. Karena algoritma bukan penghalang—tapi petunjuk ke mana perhatian audiens sedang bergerak.

Apa Itu Strategi Digital Marketing dan Kenapa Penting?

Ilustrasi dua orang berdiskusi dan bekerja di laptop, menggambarkan pentingnya strategi digital marketing dalam bisnis.
Pentingnya strategi digital marketing untuk meningkatkan daya saing dan penjualan bisnis secara online

Setelah tahu tantangannya, pertanyaannya sekarang, “Bagaimana caranya bikin strategi digital marketing yang nggak cuma ikut-ikutan, tapi benar-benar efektif buat bisnismu?

Menurut Kak Agna, strategi digital marketing itu bukan hanya soal upload konten rutin atau ikut tren, tapi tentang bagaimana Rangers membangun koneksi dengan audiens melalui pendekatan yang relevan, terukur, dan konsisten. Berikut beberapa kunci strategi digital marketing yang harus Rangers ketahui:

1. Kenali Audiens dan Personalitas Brand Kamu

Strategi digital marketing yang pertama adalah jangan asal jualan ke semua orang. Tentukan dulu siapa target audiensmu, apa yang mereka butuhkan, dan gimana cara mereka berkomunikasi. Dari situ, bentuk personalitas brand yang sesuai, seperti apakah Rangers ingin terlihat profesional, friendly, edukatif, atau santai?

“Brand itu kayak manusia. Dia harus punya suara, kepribadian, dan cara ngomong yang bikin orang merasa dekat,” kata Kak Agna.

Contoh:

Misalnya, kamu jual produk skincare untuk remaja. Audiensmu biasanya aktif di TikTok, suka konten singkat yang fun, dan pakai bahasa kasual. Kalau kamu tampil terlalu formal seperti brand medis, mereka bisa cepat bosan. Tapi kalau Rangers tampil santai, pakai istilah yang relate kayak “coba dulu, baru glowing!”, mereka lebih mudah terhubung dan percaya.

Sebaliknya, kalau Rangers menawarkan jasa legal consulting untuk pebisnis, maka personalitas brand yang profesional dan solutif lebih cocok. Kontennya bisa fokus pada edukasi hukum bisnis dengan gaya bahasa yang tetap humanis, tapi tegas dan kredibel.

Solusi Praktis:

  1. Riset audiens kamu. Pakai tools seperti Google Trends, insight dari Instagram atau TikTok Analytics untuk tahu siapa mereka dan konten seperti apa yang mereka konsumsi.
  2. Tentukan karakter brand. Coba pakai Brand Personality Slider yang bantu Rangers memetakan tone-of-voice dari formal sampai playful.
  3. Uji coba konten. Lihat mana yang paling banyak direspon audiens, seperti infografik, storytelling, atau konten edukatif? Dari situ kamu bisa menyesuaikan kepribadian brand yang cocok.
  4. Buat panduan gaya komunikasi. Jika kamu bekerja dalam tim, pastikan semua orang tahu seperti apa gaya bahasa, nada, dan cara membalas komentar.

2. Fokus ke Konten yang Relate, Bukan Sekadar Viral

Strategi digital marketing kedua ini, konten viral memang bisa boost exposure, tapi yang bikin orang tetap bertahan adalah konten yang nyambung dan relevan dengan kehidupan mereka. Gunakan poin permasalahan yang biasa dimiliki audiens sebagai ide konten, lalu hadirkan solusi melalui storytelling.

Kata Kak Agna,

“Konten itu harus ada nyawanya. Kalau sekadar ikut tren, audiensmu nggak akan merasa terhubung.”

Contoh Kasus:

Rangers memiliki brand yang menjual aplikasi planner digital untuk mahasiswa.

Pain point audiens:
“Sering lupa deadline tugas dan numpuk kerjaan karena nggak ada sistem yang bantu atur waktu.”

Konten yang bisa dibuat:

  • Storytelling carousel: “Dulu aku sering keteteran nugas, tapi sejak pakai aplikasi ini, kuliah jadi lebih terarah.”
  • Relatable reels: Sketsa lucu tentang mahasiswa yang panik karena tugas dikumpulkan 5 menit lagi.
  • Tips edukatif: “3 Cara Atur Waktu Kuliah Biar Nggak Burnout.”
Contoh konten dari instagram @belajarsosmedcom

Konten kayak gitu nggak harus viral, tapi akan menyentuh masalah yang sering terjadi dan bikin audiens merasa, “Wah, ini gue banget.”. Kalau Rangers tertarik bikin konten seperti itu dan mau jadi content writer yang bisa ngerti audiens, pelajari skill dan tools pentingnya di artikel ini: Mau Jadi Content Writer? Ini Skill dan Toolsnya!

3. Manfaatkan Tools Gratisan

Rangers, strategi digital marketing yang efektif nggak harus mahal, lho! Banyak tools gratisan yang bisa bantu kamu menyusun strategi yang lebih terarah, efisien, dan relevan. Dalam sesi Ask The Expert, Kak Agna juga menekankan pentingnya memilih tools berdasarkan kebutuhan dan tujuan, bukan sekadar ikut-ikutan tren.

Berikut beberapa tools yang bisa langsung Rangers manfaatkan:

1. Riset Audiens dan Tren

  • Google Trends
    Untuk melihat topik yang sedang naik berdasarkan wilayah, waktu, dan kategori. Cocok banget sebagai dasar menentukan konten mingguan atau kampanye musiman.
  • AnswerThePublic
    Menampilkan pertanyaan populer yang sering ditelusuri audiens, bisa jadi sumber inspirasi konten edukatif dan SEO friendly.

2. Ide dan Penjadwalan Konten

  • Notion / Trello
    Tools manajemen yang bisa digunakan sebagai kalender konten, pengingat ide, dan pembagian tugas tim. Sangat fleksibel untuk kebutuhan personal maupun tim kecil.
  • ChatGPT (free)
    Berguna untuk bantu merancang outline konten, bikin caption, atau ide hook. Tapi tetap disesuaikan dengan tone brand kamu.

3. Analisis dan Optimasi

  • Meta Business Suite
    Alat dari Meta yang bisa melacak performa konten di Facebook dan Instagram: reach, engagement, dan waktu tayang terbaik.
  • Canva
    Membantu pembuatan desain konten visual seperti feed Instagram, poster, atau materi promosi dengan kualitas profesional.
  • Bit.ly
    Untuk memendekkan link dan memantau performa klik. Sangat berguna saat kamu menjalankan kampanye berbayar atau kolaborasi brand.

4. Kolaborasi Tim

  • Google Workspace
    Fasilitas seperti Docs dan Sheets sangat membantu untuk kerja bareng, revisi konten, dan catatan performa mingguan.
  • Slack / Discord
    Tools komunikasi yang cocok untuk tim konten atau digital marketing. Bisa dipakai untuk diskusi cepat dan update harian.

Seperti kata Kak Agna: “Kamu nggak harus mulai dari tools mahal. Yang penting kamu paham dulu tujuannya, baru pilih tools yang mendukung strategi kamu.”

4. Pantau dan Evaluasi Secara Berkala

Banyak brand atau pelaku usaha yang sudah rajin posting tiap hari, tapi bingung kenapa hasilnya gitu-gitu aja. Salah satu penyebabnya, nggak pernah evaluasi performa konten dan strategi.

Padahal di dunia digital, data adalah sahabat terbaikmu. Tanpa melihat data, Rangers seperti sedang menyetir mobil tanpa arah yang tidak tahu apakah jalan yang ditempuh itu benar atau cuma buang-buang bensin.

Mulailah dengan menganalisis metrik dasar seperti:

  • Reach: Seberapa luas jangkauan konten kamu? Apakah banyak orang yang melihat?
  • Engagement rate: Apakah audiens aktif berinteraksi? (like, komen, share, save)
  • Click-through rate (CTR): Berapa banyak yang klik link atau CTA?
  • Conversion: Apakah orang benar-benar melakukan aksi yang kamu harapkan? Misalnya beli, daftar, atau DM.

Contoh Sederhana:

Misalnya Rangers upload konten edukasi dan konten meme. Ternyata, yang meme jauh lebih banyak disukai dan dibagikan. Tapi, dari konten edukasilah audiens sering klik link produkmu. Artinya? Meme bagus untuk jangkauan, edukasi bagus untuk konversi. Jadi, keduanya perlu, hanya saja fungsinya berbeda.

Solusi Praktis:

  • Cek performa minimal seminggu sekali.
  • Gunakan tools analytics dari Instagram, TikTok, atau pakai dashboard gratis seperti Metricool jika kamu suka manual tracking.
  • Buat keputusan berdasarkan data, bukan sekadar feeling. Kalau kontenmu views-nya rendah, jangan langsung berhenti. Lihat dulu apakah topiknya, formatnya, atau caption-nya yang kurang mengena di audiens?

Agar strategi digital marketing yang Rangers miliki tetap adaptif dan efektif, penting banget untuk paham metrik apa yang harus dievaluasi secara rutin. Untuk itu, kamu bisa lanjut baca panduan ini, Social Media Specialist Wajib Evaluasi 5 KPI Ini.

Pahami Funnel Marketing Biar Strategi Kamu Nggak Asal Tembak!

Salah satu insight penting dari Kak Agna adalah, banyak pelaku bisnis gagal karena semua kontennya ditembak langsung untuk jualan. Padahal, dalam dunia digital marketing, Rangers harus tahu dulu di tahap mana audiens Rangers berada, itulah gunanya funnel marketing.

1. Awareness (Kenalan Dulu)

Di tahap awareness, tujuan utamanya adalah bikin orang sadar dan kenal sama brand yang Rangers miliki. Bukan langsung jualan, tapi ngajak kenalan dulu. Ini penting karena orang nggak mungkin beli dari brand yang belum mereka tahu atau percaya.

Bayangkan Rangers lagi kenalan sama orang baru, Rangers nggak langsung minta tolong, kan? Sama halnya dengan brand, Rangers harus muncul dulu, kasih kesan pertama yang menarik, dan bikin audiens tertarik untuk tahu lebih lanjut.

Konten yang Cocok di Tahap Awareness:

  • Edukasi ringan: Fakta simpel yang relevan sama topik brand Rangers. Misalnya soal tren, tips ringan, atau info umum.
  • Fakta menarik: Sesuatu yang bikin orang berpikir, “Oh, ternyata gitu ya?”
  • Konten viral yang tetap relevan dengan brand: Misalnya ikut tren TikTok tapi dibungkus sesuai produkmu.
  • Konten “Tau Gak Sih?” atau storytelling ringan: Ngasih info lewat cerita, biar nggak ngebosenin.

Contoh:

Kalau Rangers jual sepatu lokal, kamu bisa bikin konten seperti:

“Tau nggak sih? Banyak sepatu buatan lokal yang dipakai di panggung internasional. Yuk kenali 3 ciri sepatu lokal yang kualitasnya nggak kalah dari brand luar.”

Konten seperti ini nggak jualan langsung, tapi bikin audiens tertarik, penasaran, dan mulai notice brand yang Rangers miliki.

2. Consideration (Bikin Mereka Tertarik)

Setelah audiens tahu kalau brand yang Rangers miliki itu ada, langkah selanjutnya adalah bikin mereka tertarik dan percaya. Di tahap ini, audiens mulai membandingkan, mencari informasi lebih dalam, dan mempertimbangkan apakah brand kamu layak dicoba.

Bayangkan seperti kita lagi lihat-lihat toko, namun belum berniat untuk beli, tapi sudah mulai tanya-tanya harga, bahan, kualitas, dan banding-bandingin sama brand lain.

Tujuan:

  • Bangun kepercayaan
  • Bikin audiens penasaran dan tertarik buat tahu lebih banyak

Konten yang Cocok di Tahap Consideration:

  • Behind the scene: Tunjukkan proses pembuatan produk, kerja tim, atau hal di balik layar. Ini bikin brand terasa lebih “manusiawi” dan transparan.
  • Testimoni dan review pelanggan: Bukti nyata dari orang lain bikin calon pelanggan lebih yakin.
  • Komparasi produk: Bandingkan produkmu dengan solusi lain secara jujur. Bisa lewat infografik atau video singkat.
  • Tips dan solusi: Konten yang kasih jawaban atas masalah audiens, sambil menunjukkan produkmu sebagai bagian dari solusi.

Contoh:

Kalau Rangers jual sepatu kulit lokal, kamu bisa buat konten seperti:

“Kenapa Sepatu Kulit Kami Dipilih Lebih dari 1.000 Pelanggan dalam 6 Bulan? Intip kualitas bahan, kenyamanan, dan desain elegan yang kami tawarkan!”

Atau:

“Sepatu Lokal vs Sepatu Impor: Mana yang Lebih Tahan Lama? (Spoiler: Kualitas lokal sekarang udah jauh berkembang!)”

Konten seperti ini akan memperkuat alasan audiens kenapa mereka harus lebih lanjut kenal sama brand kamu, bahkan mungkin mulai mikir untuk membeli.

3. Conversion (Ajak Mereka Beli)

Conversion adalah momen ketika audiens melakukan aksi yang diinginkan oleh brand, misalnya membeli produk, mendaftar newsletter, mengunduh e-book, atau mengisi formulir. Ini adalah hasil dari akumulasi strategi awareness, interest, dan consideration yang dijalankan sebelumnya.

Seperti kata Kak Agna, “Di sinilah waktunya conversion. Kamu bisa kasih diskon, link beli, atau CTA yang jelas. Tapi tetap pastikan user experience-nya lancar biar nggak batal di tengah jalan.”

Apa yang Harus Diperhatikan di Tahap Conversion?

  1. Call-to-Action (CTA) yang Jelas dan Menonjol
    • Contoh: “Beli Sekarang”, “Coba Gratis 7 Hari”, “Klaim Diskon Hari Ini”
    • CTA harus mudah ditemukan, baik di caption, website, maupun landing page.
  2. Landing Page yang Optimal
    • Desain simpel, mobile-friendly, dan tidak membingungkan.
    • Minim gangguan atau navigasi berlebihan.
    • Contoh: Halaman produk dengan tombol Checkout langsung, bukan berlapis-lapis.
  3. Kepercayaan Pelanggan
    • Sertakan testimoni, rating, jaminan uang kembali, atau sertifikasi.
    • Bisa juga dengan promo waktu terbatas untuk membangun urgensi.
  4. Fitur Pembayaran atau Akses yang Praktis
    • Pastikan proses beli tidak ribet.
    • Misal, kamu bisa integrasikan link Shopee atau Tokopedia langsung di bio atau swipe-up.

Misalnya, setelah melihat berbagai konten edukatif tentang skincare di Instagram-mu, seseorang mulai tertarik mencoba produkmu. Kamu lalu membuat konten promo bertema “Diskon 30% untuk 50 pembeli pertama hari ini”. Di caption, kamu menyematkan Call-to-Action (CTA) yang jelas seperti “Klik link di bio sekarang juga sebelum kehabisan!” dan mengarahkan mereka ke landing page yang simpel dan cepat diakses. Ketika orang itu klik, masuk ke halaman produk, dan berhasil checkout, itulah yang disebut conversion.

4. Loyalty (Bikin Mereka Balik Lagi)

Setelah pelanggan membeli produkmu, jangan langsung ditinggal! Justru di sinilah kamu mulai bangun hubungan jangka panjang. Tujuannya? Biar mereka balik beli lagi, bahkan jadi promotor yang sukarela rekomendasiin brand kamu ke orang lain.

Pelanggan loyal itu lebih berharga dari pelanggan baru. Mereka lebih sering beli, lebih percaya, dan bisa bantu menyebarkan brand kamu lewat cerita personal mereka.

Tujuan:

  • Menjaga hubungan baik dengan pelanggan
  • Meningkatkan pembelian berulang (repeat order)
  • Mendorong pelanggan jadi brand advocate

Jenis Konten yang Cocok:

  • Konten komunitas: Misalnya highlight pelanggan, re-share konten mereka, atau bikin ruang diskusi (seperti grup Telegram, komunitas WhatsApp, atau forum di Instagram/Facebook).
  • Program referral: Beri hadiah kalau mereka ajak temannya beli juga.
  • Email newsletter: Kirim update produk, tips bermanfaat, atau cerita eksklusif khusus pelanggan.
  • Penawaran khusus: Beri promo atau diskon spesial buat yang pernah beli sebelumnya. Bisa juga dalam bentuk early access ke produk baru.

Contoh konten:

“#RangersStory: Kak Alifa udah 3 kali repeat order di bootcamp belajarsosmed.com karena kualitas bootcamp kami yang sangat mudah dipahami dan menjawab semua pertanyaan. Yuk, share juga pengalaman kamu!”

Atau:

“Dapatkan diskon 15% khusus buat kamu yang udah pernah mengikuti event belajarsosmed.com selama 3x! Kami apresiasi ketekuanmu!”

Kalau Rangers punya komunitas aktif atau email list, gunakan untuk terus engage pelanggan lama tanpa harus selalu jualan. Konten seperti ini bisa bantu memperkuat hubungan, bukan cuma transaksional.

Tips Praktis dari Kak Agna yang Bisa Langsung Kamu Terapkan Hari Ini

Insight dan strategi digital marketing udah dibahas. Tapi kalau Rangers bingung harus strategi digital marketing mulai dari mana dulu, tenang. Di sesi Ask The Expert, Kak Agna juga membagikan beberapa tips praktis yang bisa langsung Rangers terapkan.

1. Review Ulang Konten Terakhirmu

Sebelum lanjut bikin konten baru, luangkan waktu sebentar buat cek postingan terakhir yang Rangers unggah. Tanyakan ini ke diri sendiri:

  1. Apakah kontennya sudah menyasar audiens yang tepat?
    Konten yang Rangers buat harus sesuai dengan siapa yang Rangers ajak bicara. Jangan sampai Rangers bahas soal tips bisnis ke audiens remaja yang lebih tertarik konten hiburan.
  2. Apakah pesan yang dibawa jelas dan ada ajakan (call-to-action)?
    Konten yang bagus itu nggak hanya menghibur atau mengedukasi, tapi juga mendorong tindakan. Misalnya, ajakan untuk komentar, klik link, atau simpan postingan.
  3. Apakah tampilannya menarik dan sesuai identitas brand?
    Desain, tone tulisan, sampai pemilihan warna dan font harus konsisten dengan image brand kamu. Kalau kamu brand yang fun dan friendly, jangan pakai tone yang kaku dan membosankan.

Kalau dari tiga pertanyaan ini kamu masih ragu atau jawabannya “belum yakin”, berarti strategi kontenmu perlu dievaluasi ulang. Kalau Rangers butuh feedback untuk kontenmu, kami bisa bantu disini!

2. Buat Kalender Konten Sederhana

Jangan nunggu semua serba sempurna baru mulai. Kalender konten nggak harus ribet. Yang penting Rangers punya arah dan konsisten. Mulai asja dari satu minggu ke depan, seperti:

  1. Tentukan 2–3 topik yang relevan
    Misalnya, edukasi seputar produk, cerita dari pelanggan, atau tips sehari-hari yang nyambung dengan brand kamu.
  2. Pilih jenis kontennya
    Apakah mau pakai Reels, carousel, atau cukup dengan caption edukatif? Sesuaikan dengan gaya dan kemampuan tim kamu.
  3. Jadwalkan kapan akan posting
    Contoh: Senin untuk edukasi, Rabu untuk konten testimoni, dan Jumat untuk konten hiburan. Bisa kamu buat simpel di Google Calendar atau Notion.

Ingat, konsistensi kecil lebih berdampak daripada nunggu semuanya sempurna tapi kontennya nggak jalan-jalan juga. Kalau Rangers udah terbiasa, baru deh pelan-pelan upgrade pakai tools yang lebih kompleks seperti Trello, atau ClickUp untuk kerja tim.

3. Gunakan Tools Gratisan Minimal 1 Minggu

Nggak perlu langsung pakai semua tools digital marketing sekaligus. Mulai dari yang paling simpel dan gratis. Langkah mudahnya:

  1. Pilih 1–2 tools dari daftar sebelumnya, misalnya:
  2. Gunakan secara konsisten selama 1 minggu.
    Buat konten, jadwalkan posting, lalu cek performanya. Apakah desain kamu lebih rapi? Apakah engagement-nya naik?
  3. Catat hasil dan insight-nya.
    Misalnya: konten carousel performanya lebih bagus dibanding reels, atau waktu posting sore hari lebih efektif.

Ini penting supaya Rangers nggak hanya “coba-coba”, tapi juga belajar mana tools yang benar-benar membantu dan cocok dengan startegi digital marketing dan alur kerjamu!

4. Tulis 3 Hal yang Jadi Nilai Unik dari Brand Kamu

Sebelum Rangers ngomongin konten viral atau algoritma, pastikan dulu kamu tahu apa yang bikin brand yang Rangers miliki berbeda dari yang lain. Luangkan waktu 10 menit, ambil catatan atau buka Google Docs, lalu jawab 3 pertanyaan penting ini:

  1. Apa yang bikin produk/jasa kamu beda dari kompetitor?
    Apakah kualitasnya lebih tahan lama? Apakah Rangers pakai bahan lokal? Atau mungkin pelayananmu lebih personal?
  2. Kenapa audiens harus pilih kamu, bukan brand lain?
    Apakah Rangers punya pengalaman unik? Harga yang lebih masuk akal? Atau cara Rangers menyampaikan pesan terasa lebih manusiawi?
  3. Nilai apa yang ingin kamu tonjolkan dalam setiap komunikasi?
    Apakah Rangers ingin dikenal sebagai brand yang edukatif? Jujur? Friendly? Profesional?

Contoh Jawaban (untuk brand skincare lokal):

  • Produk kami cocok untuk kulit sensitif karena tanpa parfum dan alkohol.
  • Kami fokus edukasi, bukan sekadar jualan.
  • Brand kami ingin bikin orang percaya diri tanpa harus “sempurna”.

Mau dikenal karena value dan keunikanmu? Pelajari strateginya di sini: 6 Strategi Personal Branding Bikin Stand Out

“Yang penting itu mulai dari apa yang kamu punya sekarang. Digital marketing itu bukan soal keren-kerenan, tapi soal koneksi, konsistensi, dan keberanian buat belajar,” tutup Kak Agna.

Nah Rangers, sekarang Rangers sudah punya bekal strategi dan tips dari ahlinya. Jangan cuma dibaca, langsung praktikkan ya. Karena di dunia digital, yang cepat dan relevan yang akan bertahan.

Laris atau Lenyap? Sekarang Waktunya Kamu Memilih!

Rangers, di tengah derasnya arus digital hari ini, strategi digital marketing bukan cuma soal rutin upload konten atau ikut tren. Tapi soal bagaimana kamu membangun hubungan yang nyambung dengan audiens dari awal sampai mereka loyal. Insight dari Kak Agna jadi pengingat penting: kalau kamu nggak adaptif dengan strategi digital marketing, bisnismu bisa dilibas dalam hitungan bulan.

Dunia digital marketing itu cepat. Yang dulunya efektif, belum tentu relevan minggu depan. Tapi tenang, Rangers nggak harus berjuang sendirian. Mulailah dari strategi digital marketing yang sederhana seperti kenali funnel marketingmu, evaluasi kontenmu, dan tumbuhkan strategi dari kebutuhan audiensmu.

Dan yang paling penting, jangan takut gagal belajar digital marketing. Gagal itu bagian dari belajar. Yang bahaya itu kalau kamu diam aja dan nunggu bisnismu pelan-pelan lenyap.

Kalau Rangers suka dengan konten seperti ini, yuk ngobrol langsung sama ahlinya di kegiatan Ask The Expert setiap Rabu!

Daftar Pustaka

Agna Amalia. (2025, 23 Juli). Ask The Expert: Strategi Digital Marketing untuk Tumbuh dan Tahan di Era Sekarang. Diselenggarakan oleh belajarsosmed.com. https://belajarsosmed.com

belajarsosmed.com. (2025, Juli). Mau Jadi Content Writer? Ini Skill dan Toolsnya!. https://belajarsosmed.com/mau-jadi-content-writer-ini-skill-dan-toolsnya/

belajarsosmed.com. (2025, Juli). 6 Strategi Personal Branding Bikin Kamu Stand Out. https://belajarsosmed.com/6-strategi-personal-branding-bikin-stand-out/

HubSpot. (2024). What Is the Marketing Funnel? https://blog.hubspot.com/marketing/marketing-funnel

Hootsuite. (2024). 2024 Social Media Trends Report. https://hootsuite.com/resources/trends

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. (2023). Tren Konsumsi Digital di Indonesia. https://kominfo.go.id

Neil Patel. (2023). Digital Marketing Strategies That Actually Work. https://neilpatel.com/blog/digital-marketing-strategy

Semrush. (2024). Marketing Funnel Examples & Strategy Guide. https://www.semrush.com/blog/marketing-funnel

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *