Apa Itu Key Opinion Leader (KOL) Marketing? dan 4 Jenis KOL yang Wajib Kamu Ketahui!!

Apa Itu Key Opinion Leader (KOL) Marketing? dan 4 Jenis KOL yang Wajib Kamu Ketahui!!

Ah, Key Opinion Leader (KOL), profesi yang didambakan oleh semua orang saat ini.

Mengapa bisa demikian? karena profesi ini menawarkan berbagai keuntungan menarik, baik dari segi finansial maupun personal. Sebagai KOL, seseorang bisa memanfaatkan pengaruh dan kredibilitas mereka untuk bekerja sama dengan berbagai brand, menghasilkan pendapatan melalui endorsement, iklan, dan kolaborasi.

Hal ini muncul sebagai akibat dari majunya teknologi, khususnya pada platform digital, dimana pengguna media sosial pun semakin meningkat. Masifnya penggunaan media sosial ini memunculkan beragam jenis profesi baru, salah satunya adalah influencer atau Key Opinion Leader (KOL).

Seperti yang dijelaskan di awal, seorang KOL memiliki pengaruh yang kuat, sehingga banyak brand yang rela membayar dari harga seminimum mungkin, sampai puluhan, hingga ratusan juta.

Dari sudut pandang KOL, tentu angka yang selalu di gelontorkan brand sangatlah menggiurkan. Namun dari sudut pandang brand, memilih KOL merupakan pekerjaan yang membuat mereka panas-dingin.

Mengapa demikian? karena penggunaan KOL seperti menggunakan pisau bermata dua, disatu sisi, KOL dapat membantu produk brand kita di kenal lebih banyak orang, sedangkan disisi lain, jika kita salah memilih KOL, kita akan menghabiskan banyak uang dan merusak reputasi brand itu sendiri. Pusing bukan?

Oleh karena itu, kali ini mari kita bahas sebenernya KOL itu apa sih? ada apa aja sih di KOL ini? bagaimana jenis-jenisnya? dan bagaimana memilih KOL yang baik dan benar? yuk simak lebih lanjut.

1. Apa Itu Key Opinion Leader (KOL)?

Key Opinion Leader (KOL) adalah individu yang memiliki pengaruh dan kredibilitas tinggi dalam bidang tertentu serta dianggap sebagai sumber informasi terpercaya oleh audiensnya. Biasanya, KOL adalah ahli atau profesional yang memiliki wawasan mendalam tentang suatu topik/niche, sehingga pendapat dan rekomendasinya sangat didengar oleh komunitasnya. Mengutip dari Semrush, Kolaborasi antara brand dan individu yang memiliki pengikut besar dan terlibat secara aktif di dunia online, biasanya sering digunakan dalam kampanye pemasaran untuk membangun kepercayaan dan meningkatkan kesadaran merek secara lebih autentik.

Untuk melihat apakah akun media sosial seseorang itu pantas atau layak menyandang gelar Key Opinion Leader, kamu bisa melihat dari berbagai aspek, salah satunya followers, dimana KOL biasanya memiliki followers yang cukup besar, sebagai contoh kamu bisa melihat akun Instagram mastercorbuzier

Semakin tinggi followers KOL, maka semakin besar pula pengaruhnya. Istilah ini biasanya dikenal dengan Tiering KOL.

KOL tiering adalah pengelompokan Key Opinion Leaders (KOL) berdasarkan jumlah pengikut dan tingkat pengaruhnya di platform online. Pembagian ini membantu brand dalam memilih KOL yang paling sesuai untuk kampanye mereka, berdasarkan jangkauan, engagement, dan relevansi dengan audiens. Berikut adalah jenis-jenis tier KOL:

1. Nano KOL (1K – 10K pengikut)

  • Ciri-ciri: Biasanya adalah orang biasa yang memiliki keahlian spesifik atau komunitas kecil yang sangat terlibat.
  • Kelebihan: Engagement rate tinggi karena hubungan yang lebih personal dengan audiens.
  • Kegunaan: Cocok untuk brand yang ingin menyasar komunitas kecil dengan kepercayaan yang tinggi.

2. Micro KOL (10K – 100K pengikut)

  • Ciri-ciri: Influencer dengan audiens yang lebih besar, tetapi masih cukup spesifik dan memiliki niche yang jelas.
  • Kelebihan: Kombinasi antara jangkauan yang lumayan luas dan engagement yang tetap kuat.
  • Kegunaan: Ideal untuk kampanye yang ingin menjangkau audiens yang lebih besar tanpa kehilangan sentuhan personal.

3. Mid-tier KOL (100K – 500K pengikut)

  • Ciri-ciri: Memiliki jangkauan yang lebih luas dengan pengaruh yang sudah mulai signifikan.
  • Kelebihan: Audiens sudah cukup besar dengan potensi engagement yang masih relatif tinggi.
  • Kegunaan: Cocok untuk brand yang ingin menjangkau pasar lebih luas tetapi tetap mempertahankan interaksi yang berarti.

4. Macro KOL (500K – 1M pengikut)

  • Ciri-ciri: Influencer yang sudah cukup dikenal di dunia online, sering kali muncul di acara-acara besar atau memiliki kolaborasi yang lebih mapan.
  • Kelebihan: Jangkauan yang luas dan pengaruh besar.
  • Kegunaan: Baik untuk kampanye besar yang memerlukan eksposur signifikan.

5. Mega/Top-tier KOL (1M+ pengikut)

  • Ciri-ciri: Selebriti, tokoh publik, atau influencer terkenal yang memiliki pengaruh besar di berbagai platform.
  • Kelebihan: Mampu menjangkau audiens yang sangat luas dan memberikan eksposur maksimal.
  • Kegunaan: Cocok untuk kampanye skala besar yang bertujuan meningkatkan brand awareness secara signifikan.

Atau kamu dapat melihatnya pada gambar berikut:

2. Apakah KOL Sama dengan Inffluencer?

Banyak sekali yang seringkali mempertanyakan apakah KOL dan Inffluencer berbeda? jawaban saya adalah sama.

Secara teoritis, perbedaan antara KOL (Key Opinion Leader) dan influencer terletak pada tingkat keahlian, sumber pengaruh, dan kredibilitas di mata audiens. Meski keduanya berfungsi sebagai penghubung antara brand dan audiens dalam strategi pemasaran, ada beberapa elemen penting yang membedakan mereka:

1. Tingkat Keahlian:

  • KOL: Biasanya memiliki latar belakang profesional atau keahlian dalam bidang tertentu, seperti dokter, akademisi, pakar teknologi, atau pemimpin industri. Kredibilitas KOL datang dari pengetahuan mendalam dan pengalaman nyata di bidangnya, yang membuat audiens memandang mereka sebagai otoritas yang dapat dipercaya.
  • Influencer: Seringkali tidak memerlukan keahlian khusus dalam bidang tertentu. Mereka mengandalkan kehadiran di media sosial, konten yang menarik, dan kemampuan membangun komunitas. Popularitas mereka didasarkan pada gaya hidup, hiburan, atau kepribadian mereka.

2. Sumber Pengaruh:

  • KOL: Pengaruh mereka berasal dari reputasi dan posisi mereka di suatu bidang. Audiens mengikuti mereka untuk mendapatkan informasi yang akurat, opini ahli, atau pandangan profesional.
  • Influencer: Pengaruh mereka terutama berasal dari hubungan personal dan kemampuan mereka untuk membangun koneksi dengan audiens. Mereka sering dianggap sebagai teman virtual yang dapat memberikan rekomendasi gaya hidup dan produk.

3. Audiens dan Jangkauan:

  • KOL: Cenderung memiliki audiens yang lebih spesifik dan niche, dengan tingkat kepercayaan yang tinggi karena dianggap ahli.
  • Influencer: Mungkin memiliki audiens yang lebih luas dan bervariasi. Mereka lebih fokus pada menciptakan konten yang menarik perhatian dan memicu tren di kalangan pengikutnya.

Dalam praktiknya, KOL dan influencer sering kali dianggap serupa karena mereka sama-sama memiliki pengaruh di komunitas mereka dan digunakan oleh brand untuk mempromosikan produk atau layanan. Di era digital saat ini, batas antara KOL dan influencer kadang menjadi kabur. Beberapa influencer yang telah lama aktif di bidang tertentu dan memiliki pengetahuan mendalam bisa berperan sebagai KOL. Sebaliknya, KOL yang aktif di media sosial dengan pengikut besar bisa dilihat sebagai influencer.

Namun, ada juga perbedaan mendasar yang seringkali membuat mereka yang baru mengenal dunia KOL, atau bahkan kamu juga memiliki pertanyaan yang sama, “Kok saya sering liat lowongan sebagai KOL specialist? ini saya di jadiin Inffluencer apa gimana? terus bedanya sama KOL apa?”

Nah, kalau sudah begini? bagaimana coba perbedaannya? yuk langsung aja kita bahas lagi.

3. KOL sebagai Inffluencer dan KOL sebagai Profesi.

Perkembangan dunia teknologi, bukan hanya menumbuhkan peran KOL saja, namun peluang ini memunculkan profesi lain bernama KOL Specialist atau KOL Associate.

Lantas, apa bedanya dengan KOL pada umumnya? Begini, dalam dunia social media marketing, kita seringkali menemui kolaborasi antara brand dan juga KOL, kan?

Nah, dalam struktur kerja nya, ada seseorang yang bertugas menjadi narahubung antara brand dan juga KOL, dan mereka yang bertugas pada peran ini, seringkali dinamai sebagai KOL Specialist. Simpelnya begini:

  • KOL Influencer: KOL yang juga influencer biasanya adalah individu yang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam bidang tertentu (misalnya, dokter yang memberikan edukasi kesehatan di media sosial, atau seorang chef profesional yang berbagi resep di YouTube). Mereka dihormati karena keahlian mereka, namun mereka juga memanfaatkan platform digital untuk memperluas jangkauan mereka, sehingga pengaruh mereka mirip dengan influencer dalam hal jangkauan dan popularitas.
  • Sedangkan KOL Specialist adalah seorang profesional dalam tim pemasaran atau komunikasi yang bertanggung jawab untuk mengelola hubungan antara brand dan KOL. Pekerjaan ini mencakup berbagai tanggung jawab penting untuk memastikan kampanye pemasaran dengan KOL berjalan efektif.

Sampai sini kamu paham dong perbedaannya? bagus, kalau begitu mari kita lanjut ke pembahasan selanjutnya.

4. Bagaimana Menganalisis KOL?

Dalam menganalisis KOL, tentunya kamu gak mau sembarangan dong dalam memutuskan KOL tersebut cocok atau engga buat brand kamu?

Nah, untuk itu, terdapat dua pendekatan umum untuk menilai KOL itu baik atau tidak, dimana pendekatan tersebut adalah pendekatan Kualitatif, dan Kuantitatif. Yuk kita bahas!

1. Qualitative screening

Qualitative screening adalah proses penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi KOL berdasarkan metrik kualitatif tertentu guna memastikan bahwa mereka sesuai dengan brand atau produk yang akan dipromosikan. Proses ini mencakup tiga elemen utama: persona, network, dan content.

Pertama kita bahas soal persona, dimana kita perlu memperhatikan niche atau minat yang ditampilkan atau ditonjolkan oleh KOL, serta brand yang sudah pernah bekerja sama dengan mereka.

Gunanya apa? Ini berfungsi buat bantu kamu tau kalau KOL tersebut memang cocok dan sesuai dengan persona brand kamu. Misalkan saja, kamu mau promosiin produk Es Cream, dalam hal ini, kamu ga mungkin dong buat memilih KOL yang sebelumnya lebih sering bekerja sama dengan brand alat kesehatan atau susu protein?

Selanjutnya,kita liat network dia. Dimana Network dievaluasi dengan melihat audiens yang dimiliki oleh influencer dan lingkaran pertemanan mereka (circle), sehingga brand dapat menilai seberapa luas dan relevan jaringan influencer tersebut dalam mendukung kampanye pemasaran.

Ini penting buat kamu pahami juga, misalkan kamu bekerja sama dengan KOL, dan kamu mengetahui KOL tersebut berteman dengan KOL lain yang memiliki skandal atau kasus, sebaiknya kamu memikirkannya kembali.

Aspek terakhir adalah content, di mana kita perlu memperhatikan cara KOL melakukan endorsement sebelumnya, baik itu dengan pendekatan hard sell maupun soft sell. Selain itu, metode yang digunakan oleh KOL dalam membuat konten harian juga perlu kita perhatikan untuk memastikan bahwa gaya dan pendekatan mereka sesuai dengan citra brand. Melalui proses screening ini, kamu dapat memanfaatkan kualitas KOL secara efektif untuk mencapai hasil yang optimal dalam strategi pemasaran mereka.

2. Quantitative Screening

Setelah kita cek bagian Qualitative nya. Selanjutnya kita juga perlu menilai KOL secara Quantitative . Dimana Quantitative Screening adalah proses penilaian KOL menggunakan data kuantitatif untuk menilai efektivitas dan efisiensi kampanye.

Bagaimana caranya? begini, ada beberapa matriks/alat ukur yang bisa kamu gunakan, mari kita bahas:

1. Average Engagement (AE)

Average Engagement (AE) adalah metrik yang digunakan untuk mengukur rata-rata tingkat keterlibatan audiens terhadap unggahan-unggahan KOL (Key Opinion Leader). AE mencakup interaksi seperti likes, komentar, dan reaksi lainnya yang menunjukkan sejauh mana audiens tertarik dan terlibat dengan konten yang dipublikasikan KOL.

Average engagement dapat dihitung berdasarkan performa terbaru KOL menggunakan rumus berikut:

Rumus: (Total likes + comments dari 10 unggahan terbaru yang terkait brand) / 10

Angka yang diperoleh dapat digunakan untuk menghitung CPE (Cost per Engagement) dengan rumus berikut: Rumus CPE: Cost / AE

2. Average Views (AV)

Average Views (AV) adalah metrik yang digunakan untuk mengukur rata-rata jumlah penayangan atau views yang diterima oleh konten yang diunggah oleh KOL (Key Opinion Leader).

Dimana average views dihitung dari performa terbaru KOL dengan rumus:

Rumus: (Total views dari 10 unggahan terbaru yang terkait brand) / 10

Hasil ini kemudian digunakan untuk menghitung CPV (Cost per View) dengan rumus: Rumus CPV: Cost / AV

3. Reach

Reach adalah metrik yang mengukur jumlah unik dari audiens yang melihat konten yang diunggah oleh KOL (Key Opinion Leader).

Untuk mengukur Reach, kita dapat menghitung berdasarkan total followers KOL, dengan estimasi sebagai berikut untuk setiap tier:

  • Micro KOL: 7.52% x Total Followers
  • Macro KOL: 9.54% x Total Followers
  • Mega KOL: 2.99% x Total Followers

Angka reach yang diperoleh dapat digunakan untuk menghitung CPR (Cost per Reach) dengan rumus: Rumus CPR: Cost / Reach

Atau cara yang lebih mudah adalah dengan kamu menghubungi langsung KOL nya dan menanyakan reach bulanan mereka.

4. Impression

Impression adalah metrik yang mengukur total jumlah penayangan konten yang dilakukan oleh audiens, termasuk penayangan berulang oleh individu yang sama. Berbeda dengan reach, yang hanya menghitung jumlah unik audiens, impression mencatat berapa kali konten dilihat secara keseluruhan, terlepas dari apakah itu dilihat lebih dari sekali oleh orang yang sama.

Impression dihitung dari jumlah followers KOL dengan rumus:

Rumus: 2 x Reach

Setelah mendapatkan angka impression, dapat dihitung CPM (Cost per Mille) dengan rumus: Rumus CPM: (Cost / Impression) x 1000

Atau sama dengan Reach, kamu bisa menanyakan langsung pada KOL nya terkait dengan impression bulanan mereka.

5. General Information

Semakin dekat nilai CPE, CPV, CPR, dan CPM ke angka Rp0, semakin baik efektivitas biaya dari kampanye tersebut. Setelah aspek biaya dianalisis, screening selanjutnya berfokus pada persona KOL untuk memastikan kesesuaiannya dengan campaign brand.

5. Kesimpulan

Nah, sampailah kita di bagian kesimpulan, mari saya ulang kembali, Key Opinion Leader (KOL) adalah elemen penting dalam strategi pemasaran modern, di mana mereka digunakan untuk membangun kepercayaan, meningkatkan kesadaran merek, dan mempengaruhi keputusan pembelian audiens. KOL memiliki pengaruh yang signifikan di komunitas atau bidang spesifik mereka karena kredibilitas, pengetahuan, dan keahlian yang mereka miliki.

Sampai sini, semoga temen-temen bisa memahami dengan baik. Jangan lupa selalu ikuti belajarsosmed.com, untuk mendapatkan berbagai pengalaman dan insight menarik terkait dunia social media.


Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *